Kamis 01 Feb 2018 14:55 WIB

Wacana Kenaikan Tarif Listrik Bisa Picu Inflasi

Meski kenaikan tarif listrik belum dipastikan, harga bahan pokok bisa naik.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nur Aini
Meteran listrik (ilustrasi).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Meteran listrik (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Energi, Universitas Gajah Mada, Fahmi Radhi menilai isu kenaikan tarif listrik memicu  inflasi. Ia menilai, meski pemerintah sedang merumuskan formula baru tetapi kenaikan harga belum tentu terjadi.

Menurut Fahmi, tarif listrik yang kemungkinan tidak naik, malah membuat harga bahan baku lebih dulu naik. Kondisi ini yang dinilai membahayakan dan merugikan masyarakat.

"Pasalnya, isu kenaikan tarif listrik berpotensi memicu inflasi. Bahkan gejolak inflasi akan terjadi, sebelum tarif listrik benar-benar diputuskan untuk dinaikkan," ujar Fahmi di Cikini, Kamis (1/2).

Fahmi mengatakan ketika tarif listrik naik yang memicu melonjaknya harga-harga kebutuhan pokok, maka rakyat kecil yang paling menderita menanggung beban.

"Tidak bisa dihindari, peningkatan inflasi itu akan menambah jumlah rakyat miskin, yang selama tiga tahun ini sudah menurun jumlahnya," ujar Fahmi.

Padahal, kata Fahmi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan sudah berulangkali menekankan bahwa Pemerintah tidak akan menaikkan tarif listrik untuk semua golongan pelanggan PT PLN (Persero), baik bersubsidi maupun non-subsidi. Keputusan tersebut berlaku pada periode 1 Januari hingga 31 Maret 2018.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement