REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf mengaku prihatin dan menyayangkan tindakan penganiayaan seorang murid terhadap gurunya di Sampang, Madura, yang berujung kematian sang guru. Pria yang akran disapa Gus Ipul itu pun meminta polisi mengusut dan menindak tegas yang bersalah atas kasus itu.
Gus Ipul juga meminta Dinas Pendidikan Jawa Timur untuk mengevaluasi proses belajar-mengajar di sekolah tersebut. Evaluasi diarahkan untuk memperbaiki, atau membuat peraturan, tentang hubungan guru dan murid agar kejadian kekerasan tidak terulang lagi.
"Tentu saya prihatin sekaligus sedih karena kejadian ini berlangsung di sekolah, tempat menuntut ilmu dan akhlak. Dinas Pendidikan Provinsi harus melakukan evaluasi," kata Gus Ipul di Surabaya, Jumat (2/2).
Sementara itu, untuk kasus hukumnya, Gus Ipul menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian yang menanganinya. Untuk kasus hukumnya, biar pihak kepolisian mempelajari dan mengusut tuntas kasus itu, ujar Gus Ipul.
Seperti diberitakan sebelumnya, siswa SMAN 1 Torjun, Dusun Jrengik, Kecamatan Jrengik, Kabupaten Sampang berinisial HI diduga melakukan pemukulan kepada gurunya Ahmad Budi Cahyono (27). Kekerasan tersebut mengakibatkan meninggalnya sang guru.
Kisahnya bermula saat guru kesenian tersebut mengajar seni lukis. Dalam proses belajar mengajar tersebut, HI malah membuat kegaduhan dan mengganggu teman-teman sekelasnya. Sang guru pun menegur yang bersangkutan. Bukannya diam, HI masih saja menjalankan ulahnya dengan menganggu dan mencoret-coret lukisan temannya.
Budi Cahyono pun memberikan peringatan keras dengan mencoret bagian pipi menggunakan cat lukis. HI yang tidak terima malah melayangkan pukulan kepada sang guru, yang ternyata membuat Budi meninggal karena mengalami pendarahan otak.