Senin 05 Feb 2018 13:00 WIB

Memahami Hijrah di Masjid Al Hikmah Bangka

31 kali Alquran menyebut kata hijrah.

Kajian Gema Al Hikmah di Masjid Al Hikmah, Bangka, Jakarta Selatan.
Foto: ROL/Agung Sasongko
Kajian Gema Al Hikmah di Masjid Al Hikmah, Bangka, Jakarta Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Gema Dakwah Al Hikmah, Hijrah Membawa Berkah,  Masjid Al HIkmah Jalan Bangka 2, Jakarta Selatan, Jumat (2/2). Hadir sebagai pembicara Ketua Divisi Dakwah dan Sosial Yayasan Masjid Al Himah, Sayid Qutub al Hafiz; pasangan selebritas, Mario Irwinsyah, dan Ratu Anindita Fahmi Rusdy; Ketua Dewan Kemakmuran Masjid Al Hikmah.

Sayyid Qutub mengatakan, tema hijrah ini menjadi penting untuk dipahami. Hijrah banyak disebut dalam Alquran. "31 kali Alquran menyebut kata hijrah," ketika membuka ceramahnya.

Dikatakan hafiz Alquran ini, hijrah terbagi menjadi tiga. Pertama, hijrah fisik. Hijrah. Yang dimaksud adalah hijrah ini berpindah secara fisik. Dalam perjalanannya, ada motivasi hijrah dibaliknya.

"Apakah hijrah karena mencari pasangan, hijrah untuk mencari keuntungan, dan hijrah mencari hal lain," kata dia.

Kedua hijrah psikis. Saat hijrah, ada berbagai tanda perubahan yang dialami. Biasanya, perubahan itu menjadi olok-olok atau perhatian orang lain. Semisal, si fulan yang kemudian rajin beribadah lalu diolok-olok.

"Contoh lainnya, Nabi Ibrahim yang dicibir ayahandanya terkait masalah ketuhanan. Atau kisah Nabi Musa dan Firaun," paparnya.

photo
Program Gema Al Hikmah, direncanakan rutin digelar.

 

Terakhir, hijrah spiritual. Hijrah ini membuat seseorang menjadi takut. Apakah amalnya sedikit atau amalnya tidak diterima. Ini yang mendorongnya untuk kemudian menjauhi maksiat. Bekerja keras untuk tidak melakukan apa yang dilarang Allah SWT.

Dari tahapan inilah, hijrah akan dibarengi datangnya hidayah. Perlu dicatat, hidayah datang kepada siapapun yang menghendakinya. Sebagai contoh saja, seberapa bencinya Amirul Mukminin, Umar bin Khattab terhadap Rasulullah. Namun, kini beliau justru bersanding di samping Rasulullah di Madinah.

"Sebejat apapun kita, ada peluang mendapat hidayah," paparnya.

Dalam surah al-Baqrah 218 disebutkan, "Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." Dari ayat tersebut diketahui, hijrah itu adalah upaya mengharap ridha Allah.

Dijelaskannya, Rasulullah di awal kenabian telah lebih dahulu menjalani sejumlah ujian. Sejak di dalam rahim, beliau telah kehilangan bapaknya. Usia anak-anak, giliran ibunda yang meninggal dunia. Memasuki masa kenabian, istri dan paman beliau meninggal dunia.

Oleh kaumnya, dakwah yang beliau lakukan ditolak. Beliau pun dilempari batu dan dicaki-maki. "Nah ini yang membedakan dakwah Nabi dengan nabi-nabi sebelumnya, beliau justru meminta hidayah kepada umatnya. Beliau memilih tidak menghancurkan umarnya. Inilah yang kemudian melahirkan sahabat-sahabat yang akhlak," kata dia.

Dijelaskannya, setelah kesulitan tersebut datanglah Isra dan Miraj. Beliau bertemu Allah dan turun perintah dakwah terang-terangan kepada istri, keluarga, dan sahabat-sahabatnya.

"Di balik hijrah itu. ada pemuda yang hebat dimana Ali bi Abi Thalib menggantikan Rasulullah saat hendak hijrah ke Madinah, Coba lihat zaman sekarang, apakah ada pemuda itu," kata dia.

Pengalaman hijrah

Kajian malam itu berlanjut dengan berbagi cerita pasangan selebritas, Mario Irwinsyah dan Ratu Anandita. Berdua mereka berbagi bagaimana, kisah mereka berhijrah. Cerita diawali dengan kisah keduanya yang dahulu bermusuhan lalu berakhir dengan pernikahan.

"Inilah naskah Allah yang disiapkan kepada kami," kata dia.

Dari pernikahan tersebut, keduanya menemukan naskah lain yang disiapkan sang pencipta. Ratu Anandita yang dahulunya merupakan peresenter olahraga memilih hijrah. Ia kini mengenakan hijrah dan sangat intens mendalami ajaran Islam. Kisahnya hijrahnya pun begitu menginspirasi.

"Dulu anak saya berhijab, awalnya karena hanya sekolah, namun berlanjut untuk keseharian. Pada satu saat, anaknya melepas hijabnya. Saya bingung lalu bertanya kepada si kecil. kenapa tak lagi berhijab," paparnya penuh haru.

"Anaknya lalu menjawab, melepas hijabnya karena yang ngomong kok kamu berhijab sementara ibumu tidak," kata dia.

Sejak itu, mulailah muncul niatan untuk berhijab. Perlahan tapi pasti banyak dukungan kepadanya untuk berhijab. Hingga pada satu momen," Kalau saya datang ke konser Justin Biber mengenakan hijab, berarti gw akan berhijab selamanya," kata Ratu Anandita kepada teman dekatnya.

Benar saja, ia datang dengan berhijab. Ia juga terus mendalami ajaran Islam dengan banyak mengikuti kajian-kajian agama."Saya selalu berdoa agar selalu dimudahkan. Juga kepada jamaah yang datang doakan saya yah agar tetap istiqomah," kata dia.

Demikian juga suaminya, Mario yang berhijrah setelah melihat ada perubahan pada istrinya. Awalnya, Mario tampak santai dengan pengetahuan agama yang dimilikinya.

Seiring waktu, Mario dengan pengalaman di laluinya termasuk di Jepang dan kehidupan sahabat-sahabatnya. Mario pun memutuskan untuk mendalami Islam. Memantapkan pengetahuan agama yang sudah ia pelajari sejak kecil.

"Doakan kami tetap istiqomah," kata dia.

(Baca: Hijrah Membawa Berkah di Masjid Al Hikmah)

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement