Senin 05 Feb 2018 13:18 WIB

Harga Gabah Tingkat Petani Mulai Turun

Panen raya membuat harga gabah petani turun.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Sejumlah pekerja mengeringkan gabah di pelataran penggilingan padi/ilustrasi
Foto: Antara
Sejumlah pekerja mengeringkan gabah di pelataran penggilingan padi/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga gabah di tingkat petani mulai anjlok menyusul panen raya di sejumlah daerah. Bahkan, harga beras sudah lebih dulu turun mulai akhir Januari 2018.

Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional Winarno Thohir mengatakan, harga beras sudah turun sejak minggu keempat Januari. Padahal, pengolahan hasil panen petani menemui kendala cuaca.

"Ini berdampak pada jatuhnya harga gabah di tingkat petani. Kondisi hujan membuat panen sulit terjemur," kata Winarno saat dihubungi Republika.co.id, Senin (5/2).

Kondisi tersebut dinilai turut memengaruhi harga beras di Pasar Induk Cipinang. Menurutnya, di Pasar Induk Cipinang, pedagang masih menjual beras stok lama yang harganya masih tinggi. Pekan ini, beras stok lama tersebut dikeluarkan sebagai cuci gudang dengan harga yang diturunkan sebesar Rp 625 per kg agar tidak merugi besar.

"Padahal harga gabah akhir Januari turunnya saja sudah Rp 1.300 per kg dari Rp 5.500 menjadi Rp 4.200. Seharusnya beras turunnya paling tidak Rp 1.000 per kg," kata dia.

Beras dari petani, kata dia, saat ini lebih banyak diserap oleh tengkulak. Hal ini karena Bulog ingin menyerap harga gabah sesuai dengan ketentuan harga pembelian pemerintah (HPP).

"Bulog juga sudah ada pembelian, pakai komersial tapi belum banyak," ujarnya.

Selain gabah, penurunan harga juga terjadi pada komoditas jagung. Menurut Winarno, penurunan harga jagung karena adanya produk impor. Bawang merah di sentra produksi pun tercatat menurun. Bawang merah di Sragen dijual Rp 8.000-Rp 10 ribu per kg.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement