REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKA RAYA -- Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyelenggarakan program Kesiapsiagaan Rumah Sakit dan Kesiapan Masyarakat untuk Kedaruratan dan Bencana atau Hospital Preparedness and Community Readiness for Emergency and Disaster (HPCRED). Geladi Lapang ini bekerja sama dengan Pemerintah Australia pada 2016-2018.
Program ini salah satunya diselenggarakan di Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Setelah melaksanakan serangkaian alur program seperti kajian lokasi, persiapan, pelatihan-pelatihan, lokakarya-lokakarya, MDMC PP Muhammadiyah menggelar Geladi Lapang (full scale exercise).
Geladi Lapang merupakan metode latihan simulasi peran dan fungsi dalam manajemen penanggulangan bencana. Terutama dalam tahap tanggap darurat dan melibatkan mobilisasi kapasitas sumber daya yang ada, untuk menunjukkan kemampuan operasional sesuai Rencana Operasi Latihan Geladi Lapang.
Dalam Geladi Lapang memiliki skenario kebakaran di RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya. Awal cerita, RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya sedang penuh dengan keluarga dan kerabat dekat yang menjenguk pasien saat jam besuk.
Geladi Lapang di RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya.
Tiba-tiba terdengar suara ledakan sangat keras disertai dengan percikan api yang bersumber dari ruang gas medis di rumah sakit itu. Ledakan ini mengakibatkan kebakaran.
Api dengan cepat membesar dan membakar ruang penyimpanan gas medis. Kondisi ini membuat pengunjung dan penghuni rumah sakit panik.
Petugas yang mengetahui segera melakukan penanganan kebakaran. Namun, api malah semakin membesar dan meluas ke ruangan lainnya di rumah sakit.
Petugas meminta bantuan Damkar dan HICS diaktifkan. Evakuasi pasien pun mulai dilakukan.
Menurut Ketua MDMC PP Muhammadiyah Budi Setiawan, penanganan utama saat bencana terjadi jelas adalah menyelamatkan korban. Selanjutnya mencegah perluasan kebakaran.
"Makanya korban diselamatkan, kebakaran juga dipadamkan. Itu harus berjalan paralel, kemudian pemulihan," ujar Budi di RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya, Selasa (6/2).
Selain itu, Budi mengatakan Geladi Lapang ini pada prinsipnya adalah menguji sistem tertulis yang di dimiliki rumah sakit. Untuk itu, MDMC memiliki tim penilai di antaranya dari MDMC PP Muhammadiyah Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Persatuan Rumah Sakit Indonesia (PERSI), Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS), Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan lain-lain.
"Rumah sakit sudah mempunyai sistem. Nah, sistem itu teruji atau tidak ini yang akan kita lihat, sehingga nanti dengan demikian kita akan mengetahui apakah harus ada perubahan sistem (atau) apakah kemudian itu sudah fix," katanya.
Tim penilai itu, kata Budi, sudah mengetahui apa yang menjadi rencana simulasi. Mereka menilai kesesuaian skenarionya, tindakan sesuai SOP, dan kesesuaian tindakan tim dengan standar Rencana Penanggulangan Bencana Rumah Sakit (RPBS).
"Kalau tidak standar, berarti harus ada pelatihan ulang gitu," ujarnya.
Selanjutnya, MDMC PP Muhammadiyah akan melaksanakan Geladi Lapang dengan skenario Respons Bencana Banjir. Geladi Lapang itu akan digelar di Kelurahan Kereng Bangkirai Sebangau Kota Palangka Raya, Rabu (7/2).