REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan negaranya dan Amerika Serikat (AS) harus mulai memperbaiki jalinan kepercayaan yang mulai terkikis. Hal ini berkaitan dengan konfrontasi kedua negara di Suriah, di mana AS mendukung kelompok Unit Perlindungan Rakyat Suriah (YPG) yang dinyatakan sebagai kelompok teroris oleh Turki.
"Kepercayaan kami rusak. Kita harus memperbaiki kepercayaan kita. Kontak antara kita penting," kata Cavusoglu menyinggung hubungan Turki dan AS saat ini yang kurang harmonis.
Menurut Cavusoglu, Turki memandang kelompok YPG sebagai perpanjangan dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang notabene telah ditetapkan sebagai organisasi teroris, tidak hanya oleh Turki, tapi juga Uni Eropa dan AS sendiri. Baik PKK maupun YPG sama-sama memberi ancaman keamanan terhadap Turki.
Oleh sebab itu, Turki, kata Cavusoglu, menyesalkan keputusan AS mendukung kelompok YPG di Suriah. "AS harus mengerti dan memenuhi kekhawatiran kami. Anda bekerja sama dengan organisasi teror ini dengan sadar dan ini menimbulkan ancaman bagi kita," ujarnya.
Kendati demikian, menurut Cavusoglu, hubungan Turki dan AS masih dapat diperbaiki dan dipulihkan. Keluhan terkait konfrontasi di Suriah pun akan disampaikan ketika Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson dan Penasihat Keamanan Nasional AS HR McMaster mengunjungu Turki. Keduanya memang dijadwalkan akan berkunjung ke Ankara dalam waktu dekat.
"Ketika Tillerson datang, kami akan membagikan gagasan ini kepadanya dengan tulus, kami akan membagikan harapan kami," ujar Cavusoglu.
Pertengahan Januari lalu, Turki memulai operasi militer di wilayah Afrin, Suriah. Turki mengklaim operasi ini dilakukan untuk menumpas kelompok teroris dan milisi Kurdi yang mendiami wilayah tersebut. Adapun kelompoknya antara lain PKK, YPG, KCK (Persatuan Komunitas Kurdistan) dan PYD (Partai PersatuanDemokratik Suriah).