Rabu 07 Feb 2018 15:22 WIB

Tunisia Latih Muazin di Sekolah Musik

Mereka akan dilatih untuk memperbaiki suara dan penampilan mereka.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Agung Sasongko
Seorang muazin saat mengumandangkan azan di salah satu masjid di Jakarta.
Foto: Republika/Agung Supri
Seorang muazin saat mengumandangkan azan di salah satu masjid di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID,  TUNIS -- Tunisia akan segera mulai melatih para penyeru untuk melaksanakan shalat (muazin) di Institut Musik Tunisia Rachidi. Mereka akan dilatih untuk memperbaiki suara dan penampilan mereka.

Menteri Agama Tunisia, Ahmed Adhoum, mengatakan bahwa inisiatif itu untuk menegaskan identitas negara, melawan ekstrimisme dalam langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh pihak berwenang.

"Percobaan itu bertujuan untuk meningkatkan pembacaan adzan (panggilan untuk shalat) sesuai dengan sekolah Tunisia," kata dia dilansir dari Al Arabiya, Rabu (7/2).

Dia mengatakan kepada kantor berita Tunis Afrika, bahwa Tunisia memiliki warisan penting pada pendengar dan pembaca yang didengar oleh generasi Tunisia, dan gaya mereka dalam membaca Alquran. Kementrian akan menciptakan generasi baru muazin sesuai dengan warisan ini.

"Ini bukan semacam fanatisme bagi sekolah Tunisia, ini tentang melatih orang Tunisia untuk mendengarkan adzan dan membaca Alquran dengan suara pembaca Tunisia. Tunisia akan terbuka terhadap semua jenis gaya membaca," kata Adhoum.

Dalam sebuah pernyataan kepada Al Arabiya, Al-Shadi Shoro, direktur Institut Tinggi Teologi di Universitas Al-Zaytoonah, mengatakan bahwa tujuan dari inisiatif ini adalah untuk membangun identitas negara dengan mengajarkan pengucapan kata-kata yang benar sesuai praktik yang diikuti dengan gaya Tunisia. Yang mana, para profesor fonetik dan musik, menyangkal bahwa ini hanyalah sebuah tren baru.

Shorou menambahkan, bahwa Kementerian Agama juga berusaha untuk memperbaiki kinerja beberapa muadzin, yang telah mendapatkan keluhan dari warga karena suara mereka yang buruk dan penggunaan pengeras suara mereka di masjid-masjid.

Dia menambahkan, bahwa kementerian tersebut bekerja untuk memastikan bahwa muadzin memiliki suara yang mumpuni dan indah, untuk memungkinkan orang menikmati adzan dan shalat.

Pada tahap pertama, komposisi ini akan menargetkan masjid besar di Tunis, sebelum menerapkannya di seluruh masjid di negara tersebut sebagai langkah awal untuk menyatukan seruan untuk shalat. The Rachidi Institute of Tunisian Music adalah salah satu sekolah musik Arab tertua. Yayasan ini dimulai pada 1930an, dengan tujuan untuk melestarikan warisan musik Tunisia dalam menghadapi kolonialisme Prancis.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement