Rabu 07 Feb 2018 18:24 WIB

Pabrik Parfum Palsu Digerebek Polisi

Pabrik yang merupakan rumah kontrakan itu beromzet Rp 36 miliar.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Karta Raharja Ucu
Petugas kepolisian memeriksa barang bukti parfum palsu saat rilis pengungkapan kasus produksi parfum palsu di Tamansari, Jakarta, Rabu (7/2).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Petugas kepolisian memeriksa barang bukti parfum palsu saat rilis pengungkapan kasus produksi parfum palsu di Tamansari, Jakarta, Rabu (7/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah rumah kontrakan di Tamansari, Jakarta Barat, yang dijadikan tempat produksi parfum palsu, digerebek Polda Metro Jaya dan BPOM DKI Jakarta. Setelah diperiksa BPOM, parfum tersebut ternyata membahayakan dan bisa menyebabkan kanker kulit.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono mengatakan, parfum tersebut berasal dari merek-merek ternama dan dijual dengan harga murah. "Penyidik dapat info, ada berbagai merek parfum dengan harga murah. Tapi kondisi barang, dus, dan botolnya itu cacat," ujar dia saat ditemui di lokasi rumah produksi wilayah Tamansari, Jakarta Barat, Rabu (7/2).

Argo menjelaskan, selama satu bulan penyidikan, kepolisian berhasil menemukan lokasi pembuatan parfum-parfum palsu itu. Satu pelaku yang diamankan adalah HO, yang sebelumnya pernah bekerja di toko parfum ternama Indonesia.

photo
Barang bukti parfum palsu yang disita polisi saat rilis pengungkapan kasus produksi parfum palsu di Tamansari, Jakarta, Rabu (7/2).

Karena pengalaman empiris HO sebagai karyawan di toko parfum, pelaku pun mengerti bagaimana cara mengolah parfum. Menurut Argo, parfum-parfumnya pun bermerek seperti Channel, Bvlgari, dan lain sebagainya, dijual dengan harga Rp 250 ribu hingga Rp 750 ribu, jauh dari harga aslinya.

Ia telah melancarkan aksinya selama tiga tahun di kontrakan tersebut, dan sudah memiliki hampir 5.000 pelanggan di sembilan provinsi. Yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, Banten, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sumatra Barat, dan Jakarta. Namun pemesan terbesar berada di Jabodetabek.

"Dari hasil penjualannya ia meraup keuntungan hingga Rp 36 miliar selama tiga tahun ini, dan memiliki 20 pegawai. Parfum palsunya itu juga dijual di website resmi seperti Blibli.com, Belanja.com, Bhineka.com, dan Indonetwork," ucap dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement