REPUBLIKA.CO.ID, HUALIEN -- Gempa berskala 6,4 SR mengguncang salah satu daerah wisata populer di Taiwan, Hualien, Selasa (6/2) malam. Gempa ini menyebabkan tujuh orang tewas dan setidaknya 67 orang hilang.
Gempa besar ini menyebabkan empat gedung runtuh. Diperkirakan orang-orang yang hilang dalam bencana ini masih terperangkap di dalam reruntuhan gedung tersebut.
Salah satu upaya penyelamatan dilakukan di bangunan Marshal Hotel yang rutuh. Tim penyelamatan sempat berupaya membebaskan dua orang Taiwan yang terjebak di dalam reruntuhan. Akan tetapi hanya satu orang yang berhasil keluar dengan selamat dari reruntuhan tersebut. Sedangkan satu korban lainnya dinyatakan tidak selamat.
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen (tengah) mengunjungi lokasi gempa di Hualien di selatan Taiwan, Rabu (7/2).
Tim penyelamat juga melakukan upaya penyelamatan di sebuah bangunan tempat tinggal berlatai 12. Aksi penyelamatan ini terlihat cukup berisiko karena sudut kemiringan gedung mencapai 40 derajat.
Selain itu, gempa Hualien juga menyebabkan sekitar 260 orang terluka. Beberapa warga negara Cina, Ceko, Jepang, Singapura dan Korea Selatan juga termasuk di dalam korban luka tersebut. "Ini gempa terburuk sepanjang sejarah Hualien, setidaknya selama 40 tahun saya hidup," ungkap salah satu relawan Yang Hsi Hua seperti dilansir Reuters.
Yang mengatakan gempa belum pernah sampai menyebabkan bangunan runtuh di Hualien. Selain itu, Yang mengatakan gempa yang melanda salah satu wilayah Taipei ini juga menyebabkan guncangan terus-menerus. "Sehingga semua orang sangat takut, kami lari ke ruang terbuka yang kosong untuk menghidari (reruntuhan bangunan, Red) itu," tambah Yang.
Petugas SAR mencoba mengevakuasi korban dari gedung 17 lantai yang rubuh akibat gempa di Taiwan, Sabtu (6/2)
Pemerintah setempat mengungkapkan bahwa gempa susulan mungkin akan terjadi dalam waktu dua minggu ke depan. Gempa susulan ini diperkirakan akan terjadi dengan skala minimal 5 SR.
Presiden Republik Cina Tsai Ing Wen juga terjun langsung ke lapangan pada Rabu (7/2). Selama berada di lapangan, Presiden Tsai juga langsung membantu mengarahkan operasi penyelamatan. "Presiden telah meminta kabinet dan kementerian untuk meluncurkan mekanisme bencana secepatnya dan bekerja dengan kecepatan tinggi untuk pekerjaan bantuan bencana," terang perwakilan Presiden Tsai.