REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Bidang Sosial dan Anak Dalam Situasi Darurat, Susianah Affandy, meminta anak-anak di pengungsian korban banjir lebih diperhatikan. Berdasarkan pantauan di lapangan, Susianah mengatakan banyak anak-anak justru bermain di air yang kotor.
"Temuan KPAI di lokasi banjir, situasi hujan lebat di satu sisi dimanfaatkan anak-anak untuk bermain air. Anak-anak dengan suka cita nyemplung ke genangan air hujan yang kotor berwarna kuning," kata Susianah, dalan keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Kamis (8/2).
Susianah menilai, anak-anak yang dengan suka cita justru bermain di air banjir bisa menyebabkan gangguan kesehatan. Hal itu terkait banyaknya sampah yang ikut hanyut bersama air banjir tersebut.
"KPAI menyerukan kepada orang tua untuk menjaga anak-anaknya. Para orang tua diharapkan menyediakan obat-obatan seperti minyak angin, obat flu, batuk, diare dan penyakit panas," lanjut dia.
Selain itu, ia menilai perlunya lokasi khusus untuk anak perempuan di tempat pengungsian. Susianah mengatakan, privasi anak perempuan harus dijaga agar menghindarkan mereka dari perilaku kekerasan seksual.
"Ditempat pengungsian yang ditinggali lebih dari 100 orang ini harusnya memperhatikan privasi anak perempuan. Di tiga tempat pengungsian, KPAI melihat ruangannya yang terbatas di mana semua orang membaur tidak memberi ruang privasi bagi anak perempuan," kata Susianah.
Hari Senin (5/2) lalu, "banjir kiriman" dari Katulampa tiba di Jakarta pada malam hari. Sejumlah wilayah di Jakarta dilanda banjir. Saat ini, air sudah berangsur-angsur surut dan jumlah warga yang mengungsi kian berkurang.