Kamis 08 Feb 2018 23:29 WIB

Ribuan Warga Palestina Antre di Perbatasan Gaza dengan Mesir

Pembukaan Gerbang Rafah demi mengurangi isolasi warga Gaza untuk beberapa saat.

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Gita Amanda
Gerbang Rafah di Mesir sebagai pintu masuk ke Jalur Gaza, Palestina.
Foto: Reuters
Gerbang Rafah di Mesir sebagai pintu masuk ke Jalur Gaza, Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Ribuan warga Palestina mengantre di Gerbang Rafah yang jadi perbatasan Gaza dengan Mesir pada Kamis (8/2). Mereka berharap punya kesempatan masuk ke Kairo setelah gerbang itu lama ditutup dan akhirnya dibuka kembali.

Gaza terbilang terisolasi karena sama dengan Gerbang Rafah yang sejak 2013 lalu lebih banyak tertutup, perbatasan Gaza dengan wilayah lain juga sangat ketat dijaga Israel. Karena itu, warga Gaza jarang bisa keluar wilayah terpadat di Palestina itu.

Salah seorang warga Palestina yang mengantre di Rafah adalah Awni an-Najar (74 tahun). Melalui Rafah, ia berharap bisa mencapai Mesir untuk mengobati patah pinggul yang membuatnya harus duduk di kursi roda, hingga harus didorong istri dan anak perempuannya.

''Orang sakit pasti diizinkan melewati gerbang dengan mudah. Saya ingin bisa berjalan lagi,'' kata Awni seperti dikutip Reuters, Kamis (8/2).

Mesir membuka Gerbang Rafah beberapa kali dalam setahun secara dadakan. Pembukaan Gerbang Rafah yang pertama pada 2018 ini dilakukan tanpa pemberitahuan pada Rabu (7/2) hingga Jumat (9/2).

Melalui keterangan resmi, Kedutaan Besar Palestina di Kairo mengapresiasi langkah Presiden Mesir Abdel-Fattah al-Sisi membuka Rafah. Hal itu akan mengurangi tekanan isolasi warga Gaza untuk beberapa saat.

photo
Warga Palestina terlihat duduk untuk menyeberang ke Mesir di gerbang Rafah di Gaza.

Ini adalah kali ke dua Gerbang Rafah di bagian Gaza dijaga oleh pasukan keamanan dari Pemerintah Palestina, bukan oleh Hamas. Rekonsiliasi kubu Fatah dan Hamas pada Oktober 2017 lalu membuat Pemerintah Palestina bisa mengambil alih Gerbang Rafah.

Meski Pemerintahan Palestina yang dipimpin Fatah berbasis di Tepi Barat, Gaza tetaplah basis Hamas. Terlebih setelah Hamas memenangkan Pemilu Palestina pada 2007.

Pengambilalihan pengamanan sisi Gaza oleh Pemerintah Palestina diharapkan dapat mendorong terbukanya Gerbang Rafah secara permanen. Hal itu akan mengurangi tekanan blokade yang ditimpakan Mesir dan Israel terhadap Gaza. Mesir sendiri menyatakan pembukaan Gerbang Rafah tergantung pada kondisi keamanan di Mesir.

Oleh karena tak ada pemberitahuan, hanya puluhan orang yang berhasil menyeberang perbatasan Rafah pada Rabu (7/2). Rombongan warga Palestina yang hendak menyeberang baru ramai pada Kamis (8/2). Rafah akan ditutup pada Jumat (8/2) malam.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement