Kamis 06 Mar 2025 12:35 WIB

Mantan Menteri Pertahanan Sebut Israel akan Lakukan Kesalahan Jika Kembali Perang

Israel mengancam akan kembali perang jika sandera tak dibebaskan

Warga Palestina berbuka puasa bersama diantara reruntuhan rumah dan bangunan di Rafah, Jalur Gaza selatan, Sabtu (1/3/2025). Pasca gencatan senjata, warga Palestina menjalani bulan suci Ramadhan dengan lebih baik jika dibandingkan tahun sebelumnya. Meski hidup ditengah kondisi kota yang hancur, namun pada Ramadhan tahun ini warga Palestina di Gaza bisa melakukan buka puasa dan ibadah Ramadhan bersama dengan tenang.
Foto: AP Photo/Abdel Kareem Hana
Warga Palestina berbuka puasa bersama diantara reruntuhan rumah dan bangunan di Rafah, Jalur Gaza selatan, Sabtu (1/3/2025). Pasca gencatan senjata, warga Palestina menjalani bulan suci Ramadhan dengan lebih baik jika dibandingkan tahun sebelumnya. Meski hidup ditengah kondisi kota yang hancur, namun pada Ramadhan tahun ini warga Palestina di Gaza bisa melakukan buka puasa dan ibadah Ramadhan bersama dengan tenang.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV—Mantan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan bahwa Israel akan melakukan kesalahan jika kembali berperang untuk menghancurkan Hamas di Gaza sebelum membawa pulang tawanan Israel.

Dalam penampilan publik pertamanya di Amerika Serikat, Gallant berbicara mengenai tahap kedua dari kesepakatan pertukaran tawanan dengan Hamas, dengan mengatakan: "Ada perintah untuk mengembalikan para tawanan untuk mencapai tujuan perang."

Baca Juga

"Saya adalah orang terakhir yang akan menentang penghancuran total Hamas, tetapi jika kita menghabisi Hamas sebelum mengembalikan para sandera, kita tidak akan memiliki sandera untuk dikembalikan," kata Gallant, dikutip dari Middle East Monitor, Kamis (6/3/2025). 

"Pertama, para sandera Israel harus dikembalikan, dan kemudian kami akan terus menghancurkan Hamas sepenuhnya," tambahnya, seraya menambahkan, "Meskipun Israel tidak tertarik untuk memerangi Hamas selamanya, kami harus melakukannya untuk waktu yang lama."

Pernyataannya muncul ketika Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengajukan tuntutan baru sebelum melanjutkan ke tahap kedua pembicaraan gencatan senjata dengan Hamas.

Tahap pertama dari perjanjian gencatan senjata berakhir pada hari Sabtu.

Mahkamah Pidana Internasional (ICC) telah mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Netanyahu dan Gallant atas pelaksanaan perang di Gaza. AS belum setuju untuk memenuhi permintaan ICC untuk menangkap mereka.

Hamas mengatakan bahwa satu-satunya cara agar para tawanan Israel yang ditahan di Gaza dapat dibebaskan adalah melalui negosiasi dan diakhirinya perang di daerah kantong tersebut.

Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa Tel Aviv sedang mempersiapkan tahap-tahap perang berikutnya dan bersumpah untuk tidak berhenti sampai "kita mencapai semua tujuan kemenangan kita."

Pernyataannya tersebut disampaikan dalam pidato yang ia sampaikan di depan sidang pleno Knesset kemarin malam, yang diadakan setelah 40 anggota Knesset (dari 120 anggota) menandatangani surat panggilan untuk Netanyahu dalam sebuah sesi untuk membahas pembentukan komite investigasi resmi atas peristiwa 7 Oktober 2023.

BACA JUGA: Mengapa para Pembenci Membakar Alquran dan Justru yang Terjadi di Luar Dugaan?

Netanyahu mengatakan di awal pidatonya: "Kami sedang mempersiapkan tahap selanjutnya dari perang-di tujuh front."

"Kami tidak akan berhenti sampai kami mencapai kemenangan total, mengembalikan semua sandera kami, menghancurkan kekuatan militer dan pemerintahan Hamas, dan memastikan Gaza tidak lagi menjadi ancaman bagi Israel."

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement