REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Iran mendesak negara-negara Barat tetap berkomitmen pada kesepakatan nuklir 2015. Iran menuntut hal itu dipenuhi terlebih dahulu sebelum beralih ke isu lainnya seperti program balistik Iran.
"Sekarang mereka memaksa Iran untuk membicarakan isu lain. Jawaban kami jelas penuhi kesepakatan baru beralih ke isu lainnya," kata Wakil Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi, Jumat (9/2).
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam akan keluar dari kesepakatan nuklir yang dicapai pada 2015. Trump meminta adanya perbaikan atas kekurangan yang ada dalam kesepakatan tersebut.
Araqchi mengatakan, langkah kebijakan yang diambil AS sangat menghancurkan Iran. Lebih jauh lagi, Pemerintahan Presiden Hassan Rouhani menilai keputusan itu telah melangkahi kesepakatan yang dicapai dengan negara-negara kuat lainnya.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump memutuskan tetap memberikan keringanan sanksi kepada Iran dalam keputusannya untuk mempertahankan kesepakatan nuklir Iran 2015. Namun, Gedung Putih hanya akan mempertahankan kesepakatan itu untuk terakhir kalinya. Hal tersebut akan berlanjut jika kesepakatan dapat dicapai antara AS dan Eropa dalam 120 hari ke depan.