REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suara sorak- sorak gembira memenuhi ruang Function Hall Kantor Kedutaan Besar Korea Selatan di Jakarta, Jumat (9/2) malam, saat melihat Tim Unifikasi Korea Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang 2018 muncul di layar. Maklum saja, ini pertama kalinya mereka melihat Korea Utara dan Korea Selatan berada di satu tempat sebagai tim.
Dengan jaket tebal putih dan membawa bendera putih bergambarkan peta Korea Utara dan Korea Selatan berwarna biru, delegasi atlet olimpiade berparade dalam seremoni pembukaan Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang 2018. Sekitar 100 orang warga Korea Selatan yang menonton acara di Kedubes Korsel di Indonesia merasa terharu dan bangga.
"Korut dan Korsel membuat tim gabungan, ini merupakan adegan yang sangat keren," ujar Duta Besar Korsel untuk Indonesia, Kim Chang beom, Jumat (9/2).
Sebagai Duta Besar Korsel untuk Indonesia yang baru menjabat, Kim mengadakan nonton bareng (nobar) ini untuk berkenalan dengan para warga Korsel di Indonesia serta para media. Acara nobar ini dimulai pada pukul 18.00 hingga 20.30 WIB. Meskipun tidak bisa menyaksikan langsung di Pyeongchang, namun warga Korsel yang tengah menonton di Jakarta tidak kurang antusiasnya.
Antusiasme dan rasa haru mereka juga ditunjukkan saat kamera menyorot Kim Yo Jong, adik perempuan pemimpin Korut Kim Jong Un bersama Presiden Korsel Moon Jae In dalam seremoni olimpiade.
Menurut Kim, kegiatan ini penting bukan hanya karena merupakan pesta olahraga dunia, namun karena kehadiran Korut yang bersedia bergabung menjadi satu tim dengan Korsel membuat warga Korsel terharu dan bangga. Apalagi tim ini dibentuk di tengah- tengah ketegangan mengenai proyek nuklir Korut yang mendapat tentangan dunia.
Dengan menjadi tim gabungan olimpiade ini, kata Kim, merupakan langkah kecil untuk rekonsiliasi kedua negara. "Kita belum membicarakan (rekonsiliasi) dengan Korut, tapi olimpiade ini menjadi langkah awal untuk lebih banyak dialog. Dengan oimpiade ini seluruh dunia bisa menciptakan perdamaian bersama," ujar Kim.
Acara seremoni pembukaan yang berjalan dengan lancar dan meriah tersebut menurut Kim telah mematahkan pendapat media- media barat yang mengkritik kehadiran Korut. Banyak yang merasa cemas bahwa kehadiran Korut dalam olimpiade akan menimbulkan kekacauan.
"Mereka (pejabat Korut) tinggal selama dua hari. Kita akan lihat dua hari ke depan bagaimana. Ini kan baru seremoni pembukaan," ujar Kim.
Ia berharap rekonsiliasi akan terjadi dalam waktu dekat, dan terus meminta dukungan Indonesia yang selama ini terus menjadi mediator bagi kedua Korea.
Wakil Ketua Asosiasi Masyarakat Korsel Indonesia Lee Soo Jin mengatakan acara menonton bersama ini sangat bermakna karena mereka dapat menyaksikan olimpiade damai. Dia juga berharap Indonesia dapat menyaksikannya meskipun tidak hadir sebagai delegasi.
"Ini sangat bermakna bagi kami untuk menyaksikan olimpiade damai," kata Lee.
Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang 2018 diikuti 92 negara dan mempertandingkan 98 nomor di 15 cabang olahraga. Namun sayangnya, Indonesia tidak mengikuti ajang olahraga ini, meskipun negara tetangga yang sama-sama berasal dari tropis seperti Malaysia dan Timor Leste, mengirimkan perwakilan.
Oleh karena itu, mereka telah membuat program mengunjungi Pyeongchang. Sekitar belasan warga Indonesia berangkat pada Rabu (7/2) lalu untuk menonton olimpiade di Pyeongchang, Korsel.
"Semoga mereka mendapatkan semangat baru dengan menonton langsung," kata Lee.