Sabtu 10 Feb 2018 20:04 WIB

Di Depan Pemuka Agama, Jokowi Bercerita Soal Afghanistan

Jokowi mengaku kaget saat melakukan kunjungan ke Afghanistan.

Presiden Republik Indonesia Ir Joko Widodo berjalan memasuki mobil usai memberikan sambutan dalam acara puncak peringatan hari pers nasional 2018 di Danau Cimpago, Kota Padang, Provinsi Sumatra Barat, Jumat, (9/2).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Presiden Republik Indonesia Ir Joko Widodo berjalan memasuki mobil usai memberikan sambutan dalam acara puncak peringatan hari pers nasional 2018 di Danau Cimpago, Kota Padang, Provinsi Sumatra Barat, Jumat, (9/2).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) bercerita mengenai kondisi Afghanistan yang saat ini masih menghadapi konflik dan perang saudara di depan peserta musyawarah besar pemuka agama untuk kerukunan bangsa di Istana Bogor, Sabtu (10/2). Jokowi mengatakan hingga kini Afghanistan masih mencekam.

"Saya ke Afghanistan ke Kabul, delapan hari sebelum saya ke Kabul, ada bom yang menewaskan 20 orang. Dua hari sebelum saya mendarat di Kabul, ada bom lagi yang menewaskan 103 orang, bahkan dua jam sebelum saya mendarat di Kabul, markas akademi militer di Kabul diserang, lima tentara tewas dan puluhan luka-luka," kata Presiden saat menerima sekitar 400-an para pemuka enam agama dari pusat dan daerah di ruang Garuda Istana Bogor.

Jokowi mengaku kaget saat melakukan kunjungan ke Afghanistan. "Kota yang sangat besar, gedungnya besar-besar tapi kehidupan kesehariannya dapat dikatakan, nggak bisa menyampaikan dengan kata-kata. Di setiap jalan ada tank, setiap gang ada tank," ujarnya.

Namun, Jokowi menyanjung kemegahan Istana Negara Afghanistan, tempat Presiden Ashraf Ghani yang sudah dibangun 430 tahun yang lalu. Presiden juga mengungkapkan cerita Presiden Ashraf Ghani bahwa Afghanistan memiliki kekayaan alam gas dan emas yang besar, tetapi tidak bisa dikelola karena perang.

"Beliau menyampaikan pada saya bahwa Afghanistan itu adalah negara yang punya deposit gas paling besar di dunia. Deposit minyak yang besar sekali, mempunyai deposit emas paling besar di dunia. Beliau yang menyampaikan, bukan saya, tapi tidak bisa dikelola karena peperangan tadi," ujarnya.

Presiden juga menyampaikan cerita Ibu Rula Ghani yang mengungkapkan kehidupan anak-anak yang tidak bisa bermain dan perempuan dibatasi pergerakannya karena perang. "Karena konflik perang sekarang ini yang lebih dari 40 tahun, perempuan nggak bisa bersekolah lagi, keluar rumah dibatasi karena masalah keamanan. Yang terkena dampak terdahsyat adalah anak-anak," kata Jokowi.

Untuk itu, Presiden mengajak masyarakat mensyukuri nikmat perdamaian dan kerukunan yang dirasakan di Indonesia. "Kita harus terus-menerus mengingatkan masyarakat tentang nikmatnya perdamaian, nikmatnya persatuan. Jangan sampai kita lupa nikmatnya perdamaian dan kerukunan, karena selama ini kita selalu rukun hingga lupa bersyukur," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement