REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Jumlah penumpang yang memilih moda transportasi KA Pangrango Sukabumi-Bogor masih belum normal. Sebab, setelah bencana longsor, PT KAI baru mengoperasikan relasi KA dari Stasiun Sukabumi hingga Stasiun Cigombong, Bogor.
Sebelumnya, jalur KA Pangrango untuk sementara dihentikan karena terjadi longsor di lintasan rel yang berada di Cijeruk Kabupaten Bogor pada Senin (5/2) lalu. Pengoperasian kembali KA Pangrango untuk sementara belum bisa melintasi Stasiun Maseng, Batutulis, dan Bogor.
"Jumlah penumpang terbanyak sebanyak 34 orang pada Ahad (11/2)," terang Kepala Stasiun Sukabumi, Heru Salam kepada wartawan.
Jumlah tersebut masih jauh dari kapasitas kursi yang disediakan PT KAI di jalur Sukabumi-Bogor. Kapasitas penumpang KA Pangrango pada setiap pemberangkatan mencapai 474 tempat duduk yang terdiri atas kelas eksekutif 50 tempat duduk dan ekonomi 424 tempat duduk. Namun kata Heru, pada awal pengoperasian kembali KA Pangrango, jumlah penumpang yang berangkat masih minim.
Bahkan kata dia, pada jadwal keberangkatan Sabtu pagi dari Stasiun Sukabumi yakni pukul 05.15 WIB dan pukul 10.25 WIB tidak ada penumpang yang berangkat. Sementara pada keberangkatan terakhir pukul 15.45 WIB ada sembilan orang penumpang.
Padahal lanjut Heru, biasanya penumpang KA Pangrango ini selalu penuh terutama pada momen akhir pekan.
Minimnya jumlah penumpang tersebut kata dia salah satunya karena masyarakat belum mengetahui adanya pengoperasian kembali KA Pangrango.
Heru mengungkapkan, PT KAI juga menerapkan kebijakan pengembalian tiket bagi penumpang. Bagi penumpang yang memiliki tiket dengan tujuan Maseng, Batutulis, dan Bogor, jika penumpang membatalkan perjalanannya di stasiun keberangkatan, maka pengembalian bea tiket sebesar 100 persen di luar bea pesan.
Sementara penumpang yang memiliki tiket dan memilih tetap melanjutkan perjalanannya hanya sampai stasiun Cigombong maka bea dikembalikan sebesar 50 persen di luar bea pesan di stasiun tujuan. Untuk batas maksimal pengembalian bea sampai dengan tiga hari setelah jadwal keberangkatan.
Salah seoang warga Kota Sukabumi Rahmat (34 tahun) mengatakan, ia awalnya ingin berangkat menggunakan kereta ke Bogor menggunakan kereta.
"Namun katanya kereta baru bisa sampai Cigombong maka saya tidak jadi naik," imbuh dia.
Sebab jika hanya sampai Cigombong maka ia harus naik kembali angkutan umum lainnya.