Selasa 13 Feb 2018 15:30 WIB

Kecelakaan Bus Maut, Polisi Segera Panggil Perusahaan

Perusahaan bus dianggap bertanggung jawab terhadap kondisi kendaraan

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Bilal Ramadhan
Proses evakuasi kecelakaan bus pariwisata dengan nomor polisi F 7259 AA, di Tanjakan Emen, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Sabtu (10/2).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Proses evakuasi kecelakaan bus pariwisata dengan nomor polisi F 7259 AA, di Tanjakan Emen, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Sabtu (10/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polisi akan segera memanggil pihak perusahaan bus PO Premium Fassion terkait kecelakaan bus di Tanjakan Emen, Subang yang terjadi pada Sabtu (11/2) lalu. Dalam kecelakaan yang menewaskan 27 orang tersebut, sopir telah ditetapkan tersangka.

"Perusahaan mungkin dalam satu dua hari ini (diperiksa)," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Polisi Setyo Wasisto di Markas Besar Polri, Jakarta, Selasa (13/2).

Setyo menyatakan, keterangan perusahaan jelas diperlukan. Pasalnya, perusahaan seharusnya mengetahui kondisi kendaraan maupun sopir sebelum kendaraan tersebut beroperasi. Apalagi, kendaraan tersebut mengangkut banyak nyawa.

"Kemarin cek ke kakorlantas mengatakan bahwa segera diminta keterangan karena itu penting dimana perusahaan juga ikut bertanggung jawab terhadap kondisi kendaraan," kata Setyo.

Ketika ditanya mengenai kemungkinan tersangka lain, Setyo menyatakan, kepolisian enggan berspekulasi. Begitu pula terkait penetapan tersangka pada perusahaan, hal ini baru ditentukan setelah dilakukan pemeriksaan.

"Lihat dari hasil pemeriksaan seperti apa kita tidak bisa berandai-andai apakah dia bisa jadi tersangka atau tidak," kata dia.

Sebelumnya, kecelakaan maut ini terjadi pada Sabtu (10/2) sore hari. Pada saat itu bus pariwisata yang membawa rombongan wisatawan Koperasi Simpan Pinjam Permata Ciputat, Tangerang Selatan mengarah dari arah Bandung ke Subang.

Di tanjakan Emen, bus melaju tak terkendali hingga menabrak sepeda motor bernomor polisi T 4382 MM yang kemudian kembali menabrak tebing sebelah kiri jalan hingga terguling di bahu jalan. Akibat kejadian ini, 27 orang tewas dan lainnya mengalami luka.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement