REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV--- Warga Israel melakukan demonstrasi di Tel Aviv untuk mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengundurkan diri. Hal itu setelah ia dituduh melakukan penyuapan dalam dua kasus korupsi.
Sekitar dua ribu demonstran memenuhi sebuah lapangan di Tel Aviv. Beberapa di antaranya membawa poster bertuliskan crooks go home dan crime minister. "Kami pikir perdana menteri harus segera mendiskualifikasi dirinya sendiri dan mengundurkan diri. Dia tidak bisa lagi menjadi perdana menteri Israel," ujar seorang pensiunan guru musik, Shlomit Bar (63) dilansir Reuters.
Tidak ada kewajiban hukum yang ketat bagi seorang perdana menteri untuk mengundurkan diri dari kasus tersebut kecuali jika dia dinyatakan bersalah di pengadilan. Koalisi pemerintahan sayap kanan Netanyahu untuk sementara masih stabil setelah mitra kunci mengatakan bahwa mereka akan menunggu keputusan jaksa agung terkait kasus tersebut.
"Dari sudut pandang moral, ini adalah aib bagi negara Israel, di mana seorang perdana menteri dicurigai melakukan kejahatan berat semacam itu," kata salah satu demonstran Oren Simon.
Sebuah jajak pendapat yang diterbitkan pada Rabu menunjukkan hampir setengah dari pemilih Israel lebih percaya kepada polisi daripada Netanyahu. Jajak pendapat tersebut, yang disiarkan di saluran televisi komersial Israel Reshet, mengatakan 49 persen responden memihak polisi dan menyebut Netanyahu telah melakukan pelanggaran hukum.
Sementara 25 persen lainnya mengaku percaya bahwa Netanyahu tidak melakukan tindakan suap seperti yang dituduhkan. Dan sisanya, sebanyak 26 persen mengatakan tidak tahu harus percaya kepada siapa. Sebanyak 49 persen responden mengatakan Netanyahu harus tetap berada di kantor. Dan 43 persen meminta Netanyahu untuk mengundurkan diri.
Sebelumnya, polisi mengatakan telah memiliki cukup banyak bukti terkait tuduhan korupsi Netanyahu. Kasus pertama di mana Netanyahu adalah tersangka karena menerima hadiah, termasuk cerutu, sampanye dan perhiasan, dari pebisnis. Yang kedua, melibatkan pembahasan kesepakatan dengan penerbit koran terlaris Israel untuk liputan yang lebih baik dengan imbalan pembatasan pada surat kabar saingan.
Netanyahu (68) membantah melakukan kesalahan dalam kedua kasus tersebut. Dia mengatakan tidak akan ada yang terjadi dari penyelidikan polisi tersebut.