REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Jember, Kusno, mengatakan bahwa ia sangat prihatin, menyayangkan dan menyesalkan, bahkan mengutuk sekeras-kerasnya terhadap kejadian penyerangan yang menimpa KH. Hakam Mubarok dan tokoh agama lainnya. Karena menurutnya, hal itu sangat bertentangan dengan kepribadian bangsa Indonesia yang pancasilais dan agamis. Di samping, sangat tidak sesuai dengan sila kemanusiaan yang adil dan beradab.
"Siapapun pelakunya dan apapun motif pelakunya, itu tindakan biadab yang harus dihentikan, usut dan diselesaikan dengan baik dan benar, agar tidak meresahkan masyarakat, dan membuat kegamangan hukum di negeri yang kita cintai dan banggakan ini," kata Kusno, saat dihubungi Republika.co.id, Senin (19/2).
Sejak awal, ia mengatakan bahwa insan Muhammadiyah adalah pegiat dan penggerak dakwah Islam amar makruf nahi mungkar sesuai sifat dasar dan karakter identitasnya yang jelas. Hal itu menurutnya terpatri dalam matan keyakinan, cita cita hidup, khittah perjuangan, kepribadian dan strategi dakwahnya yang rahmatan lil alamin.
Muhammadiyah, kata dia, berusaha untuk mewujudkan kedamaian dan kesejahteraan, mengembangkan ukhuwah persaudaraan universal, bekerja sama dan saling menolong atas dasar kebajikan dan ketaqwaan, bukan keburukan dan permusuhan.
Terkait peristiwa tersebut, Kusno mengatakan bahwa mereka mempercayakan kepada aparat berwenang untuk mengusut tuntas dalam penegakkan hukum yang akuntabel dan transparan kepada publik. Selain itu, ia juga menghimbau agar umat mengambil hikmah atas kejadian tersebut dengan meningkatkan kewaspadaan, kesiapsiagaan, serta kesigapan dalam menjaga aset umat. Termasuk, para tokoh agama, kyai, ustaz maupun tokoh agama non Islam.