REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah titik panas yang menyebabkan kebakaran hutan dan lahan di Indonesia terpantau semakin meningkat. Itu disampaikan Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, Rabu (21/2)
"Dalam satu minggu terakhir, titik panas di Kalimantan Barat banyak ditemukan. Kota Pontianak bahkan diselimuti asap akibat kebakaran hutan dan lahan," kata Sutopo melalui siaran pers diterima di Jakarta.
Menurut pantauan selama 24 jam dari Satelit Aqua, Terra dan SNNP pada katalog modis Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) pada Rabu (21/2), terdapat 90 titik panas dengan kategori sedang (30 persen hingga 79 persen) dan tinggi (lebih dari sama dengan 80 persen) di Indonesia.
Terdapat 78 titik panas kategori sedang dengan rincian di Papua Barat (dua titik), Kalimantan Barat (23 titik), Kepulaua Riau (empat titik), Kalimantan Tengah (12 titik), Jawa Barat (14 titik), Jawa Timur (dua titik), dan Jawa Tengah (tiga titik).
Kemudian, Papua (empat titik), Maluku (dua titik), Kepulauan Bangka Belitung (satu titik), Riau (sembilan titik), Maluku Utara (satu titik, dan Sumatera Selatan (satu titik).
Sedangkan kategori tinggi yaitu benar-benar sedang terbakar terdapat 12 titik panas yang tersebar di Kalimantan Barat (lima titik), Kepulauan Riau (dua titik), Kalimantan Tengah (tiga titik), Kepulauan Bangka Belitung (satu titik), dan Riau (satu titik).
Sutopo mengatakan empat provinsi telah memberlakukan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan. "Empat provinsi yang sudah menetapkan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan adalah Sumatra Selatan, Riau, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah," katanya pula.