REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah organisasi kemasyarakatan (ormas) keagamaan dan kepemudaan akan menggelar Festival Shalawat Nusantara. Festival adalah lomba berjenjang yang memperebutkan piala Presiden Joko Widodo.
Lomba akan diikuti oleh beragam kelompok pengajian, pesantren, mahasiswa dan pelajar, bahkan sampai pengajian kantor, BUMN dan berbagai majelis keagamaan di masyarakat. Lomba akan dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia, mulai dari lomba antar kemacamatan, lalu kabupaten, antar provinsi, sampai tingkat nasional.
“Dengan tema acara Cinta Sang Nabi, kami ingin menabur kembali nilai Islam yang penuh bahasa cinta, bukan bahasa perbedaan dan kebencian. Ini adalah upaya merawat tradisi dan kearifan lokal sekaligus mengangkat kembali kekayaan Islam Nusantara,” kata inisiator Festival Sholawat Nusantara, Nusron Wahid, saat konferensi pers di Jakarta, Rabu (23/2).
Nusron yang menjadi Ketua Panitia Pengarah mengungkapkan, kekayaan tradisi shalawat di Indonesia adalah bukti bahwa kehadiran Islam tidak menggerus budaya lokal tapi justru membaur dan saling menguatkan.
Menurut Ketua Panitia Acara Habib Sholeh, digelarnya acara ini sekaligus sebagai inisiatif untuk lebih mengedepankan ajaran Islam yang damai dan menumbuhkan kecintaan pada Nabi Muhammad SAW.
“Kita perlu mengingatkan kembali ruh ajaran Islam yang meneladani akhlak Rasulullah. Shalawat sebagai ekspresi cinta umat kepada Nabinya merupakan salah satu cara untuk memberikan nuansa Islam yang sejuk,” katanya.
Habib Sholeh meyakini, ketika kita kembali terbiasa mengekspresikan bahasa cinta dalam tradisi keagamaan maka akan tercipta suasana yang lebih adem. “Agama jadi perekat yang menguatkan bukan menjadi faktor yang bisa memecah belah,” tukasnya.
Untuk acara pembukaan acara ini akan digelar sebuah perhelatan yang menggambarkan kekayaan tradisi shalawat. Pada acara pembukaan yang dilaksanakan pada tanggal 24 Februari 2018 akan dihadiri oleh Presiden Jokowi.
Sementara acara lombanya sendiri akan dimulai di seluruh Indonbesia pada awal Maret 2018. Puncak acara sekaligus final akan dilaksanakan bertepatan dengan Desember nanti bertepatan dengan Hari Besar Maulid Nabi Muhammad SAW.
“Harus diakui, tradisi shalawat tidak dapat dipisahkan dari tradisi pesantren,” ungkap habib Sholeh.
Acara ini terlaksana atas kerjasama beberapa lembaga seperti Lazisma, PP IPNU, Jemaah Zikir Yaqowiyy, Ikhawanul Mubalighin, dan PP RMI NU, serta FKDT.
“Kesemua lembaga ini memang yang selama ini menjadikan tradisi shalawat sebagai bagian dari nafas perjuangannya. Jadi ini adalah kerja besar dan kerja bersama untuk tujuan manggaungkan kecintaan kita kepada Sang Nabi,” tutup Habib Sholeh.