REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Warga yang tinggal di pinggir tanggul penahan sungai Cimanuk di sejumlah titik di Kabupaten Indramayu, resah. Sebab, dinding tanggul yang memisahkan permukiman mereka dengan sungai terpanjang di Jabar itu mulai merembes, Jumat (23/2).
Rembesnya tanggul di antaranya terjadi di Blok Gandok Kecamatan Sindang dan Blok Buyut, Desa Panyindangan Kulon, Kecamatan Sindang. Berdasarkan pantauan di lokasi, Jumat (23/2), air Sungai Cimanuk tampak merembes dari bagian bawah tanggul.
Akibatnya, jalan di sekitar tanggul tergenangi oleh air. Warga bersama petugas terkait kemudian memasang karung-karung berisi tanah untuk menghalau air agar tidak merambah ke permukiman warga.
Selain di wilayah Sindang, rembesan sungai Cimanuk juga terjadi di Blok Como dan Blok Cilengkong, Desa Pilangsari, Kecamatan Jatibarang. Di Blok Como, rembesan berasal dari gorong-gorong klep yang bocor. Sedangkan, di Blok Cilengkong, rembesan berasal dari tembok penahan sungai yang bocor.
"Warga merasa trauma, takut tembok itu jebol lagi," ujar seorang warga Blok Como, Desa Pilangsari, Tardi, kepada Republika.co.id.
Tembok pengganti tanggul di Desa Pilangsari itu pernah jebol pada 2015 silam. Akibatnya, ribuan rumah warga terendam banjir dengan ketinggian antara satu sampai dua meter. Tak hanya itu, luapan air juga menggenangi jalur pantura hingga menyebabkan kemacetan panjang.
Di kedua blok di Desa Pilangsari itu, warga bersama aparat desa dan muspika setempat bergotong royong sejak pagi hari menambal kebocoran yang membuat sungai Cimanuk merembes. Mereka menggunakan karung-karung yang berisi tanah. Sebab, air sudah masuk ke permukiman dan sawah.
Sementara itu, Kepala Seksi Rehabilitasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Indramayu, Saptaji Aminuddin, mengungkapkan, petugas BPBD telah diterjunkan ke titik-titik lokasi banjir. Sebagai langkah penanggulangan menyebarnya banjir, petugas dibantu warga memasang karung pasir dan tanah.
"Jika hulu Sungai Cimanuk diguyur hujan deras, kemungkinan debit air akan bertambah lagi," kata Saptaji.