REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN -- Bencana banjir, gerakan tanah dan tanah longsor yang terjadi dalam beberapa hari terakhir di Kabupaten Kuningan membuat ribuan warga terpaksa mengungsi. Meski demikian, tidak ada korban jiwa akibat bencana-bencana tersebut.
"Ada 2.505 jiwa dari 427 kepala keluarga (KK) yang terpaksa mengungsi akibat bencana banjir, gerakan tanah dan longsor," ujar Kepala Pelaksana BPBD KabupatenKuningan, Agus Mauludin, Jumat (23/2).
Agusmenyebutkan, ribuan warga yang mengungsi itu berasal dari delapan desa di lima kecamatan di Kabupaten Kuningan. Yakni Desa Margacina dan Sagaranten, Kecamatan Karangkancana, Desa Bunigeulis Kecamatan Hantara, Desa Randusari dan Kawungsari Kecamatan Cibereum, Desa Longkewang Kecamatan Ciniru serta Desa Sindangjawa danMargabakti Kecamatan Kadugede.
Di Desa Margacina, Kecamatan Karangkancana, jumlah warga yang mengungsi ada 987 jiwa dari 250 KK akibat bencana gerakan tanah. Mereka mengungsi ke Desa Kaduagung, Kecamatan Karangkancana.
Sedangkan di Desa Sagaranten, Kecamatan Karangkancana, tercatat ada 900 jiwa yangmengungsi akibat tanah longsor. Lokasi pengungsian mereka ada di Dusun Gunungjawa, Desa Sagaranten, yang dinilai lebih aman. Untuk warga Desa Bunigeulis, Kecamatan Hantara, ada 20 jiwa dari enam KK yang mengungsi akibat longsor. "Mereka mengungsi di Balai Kampung, Desa Tundagan, Kecamatan Hantara," terang Agus.
Agus menambahkan, warga dari Desa Randusari, Kecamatan Cibereum yang mengungsi ada 120 jiwa dari 41 KK akibat gerakan tanah. Lokasi pengungsian mereka di Balai Desa Randusari.
Sementara itu, di Desa Kawungsari, Kecamatan Cibereum, tercatat ada 241 jiwa dari 79 KK yang mengungsi karena banjir. Di Desa Sindangjawa, Kecamatan Kadugede, ada 55 jiwa dari 16 KK dan di Desa Margabakti, Kecamatan Kadugede ada 37 jiwa yangmengungsi akibat longsor. "Di Desa Longkewang, Kecamatan Ciniru, ada 145 jiwa dari 35 KK yang mengungsi karena gerakan tanah," kata Agus.