REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) menghadiri undangan Maulid Akbar Nabi Muhammad SAW 1439 H dan Pelantikan DPD Aceh Sepakat di Medan, Sumatera Utara (Sumut), Sabtu (24/2). TGB menunjukan kepiawaiannya berpantun saat menyapa warga Aceh yang tinggal di Sumut tersebut. Tercatat ada empat pantun yang TGB lontarkan, seperti berikut ini:
"Berangkat ke Medan bersama Ikhwan
Bersua sahabat dan kerabat sekalian
Silaturahim Aceh Sepakat membawa Ikhsan
Kokohkan semangat ghirah kebangsaan."
"Nanggroe Aceh marwah Indonesia
Kokoh tegak jasa pahlawannya
Nafas Islam isi lahir batinnya
Itulah harta tak ternilai harganya."
"Himpun diri dalam Aceh Sepakat
Selangkah seayun komponen umat
Dengan Maulid berharap syafaat
Agar pelosok negeri makin bermartabat."
"La qad jaa-akum ayat mulia
Akhlak Rasul tergambar nyata
Tuntunan Allah sepanjang masa
Agar selamat sejahtera sentosa."
Lantunan pantun yang menyiratkan sejumlah pesan mendalam yang diutarakan TGB menuai sambutan tepuk tangan meriah dari ribuan masyarakat Aceh yang hadir. Seusai berpantun, TGB menyampaikan tausiyahnya berupa empat pelajaran kebaikan dalam perilaku sehari-hari Rasulullah yang wajib diteladani.
Pertama, di manapun kita hidup, selalu junjung tinggi dan hormati adat istiadat serta kebaikan yang ada di situ. Yang tentunya tak bertentangan dengan ajaran dan nilai agama yang kita pegang teguh.
Kedua, aktivitas harian Rasulullah adalah memastikan semua orang di sekitarnya tak pernah terjebak dalam kesulitan. Kalau perlu menolong untuk melapangkan setiap kesempitan hidupnya
Ketiga, Rasulullah selalu mengarahkan umatnya kepada setiap kemudahan dan kemajuan. Hari ini harus lebih baik dari kemarin, dan besok hari harus lebih baik daripada hari ini.
"Rasulullah adalah pelopor atas segala perbuatan baik bagi seluruh masyarakat sekitarnya. Rasulullah menjadi trendsetter atas setiap kebaikan untuk generasi selanjutnya," ujar TGB.
Dan keempat, Rasulullah adalah orang yang paling cepat tersentuh hatinya. Keras hati tak pernah ada dalam kamus hidupnya, dengan catatan tak melanggar nilai-nilai Islam dan etika yang berlaku.
Dari empat pelajaran kebaikan dari Rasulullah itulah, yang mendorong Kota Madinah menjadi sumber awal kemajuan peradaban Islam, yang kemudian menyebar ke seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
"Dari teladan itu, kita bangun tempat atau kota kita masing-masing dengan empat contoh dari Rasulullah saat membangun dan menerangi kota Madinah," kata TGB menambahkan.