REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Kota Pekanbaru mencatat sejauh ini sudah ada 1.176 jiwa pengungsi dan pencari suaka dari luar negeri tercatat ditampung di wilayah setempat. Sebagian besar bekewarganegaraan Afghanistan dan Sudan.
"Berdasarkan laporan International Organization for Migration (IOM) hingga 31 Januari 2018 ada sebanyak 1.174 pengungsi dan pencari suaka, " kata Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Riau Dewa Putu Gede di Pekanbaru, Selasa (27/2).
Dewa Putu Gede menjelaskan dari jumlah tersebut 750 jiwa diantaranya pengungsi, dan 405 pencari suaka. Dengan jumlah perjenis kelamin perempuan 339 orang dan laki-laki 835 orang.
"Jumlah pengungsi dan pencari suaka yang ditampung di Pekanbaru terbanyak kewarganegaraan Afghanistan dan Sudan, serta negara lainnya," tuturnya.
Ia merinci karena Pekanbaru tidak punya tempat penampungan khusus pengungsi, makanya Pemda menunjuk tempat khusus dengan menentukan lokasi yang disebut Community house (HC).
Diantara Community House yang terdapat di Pekanbaru adalah Wisma Panel Rumbai, Siak Resort, Hotel Rina, Hotel Satria, D' Cops, Rudenim, Wisma Indah, Hotel Tasoya, Wisma Novry. "Mereka itu kini di tempatkan pada delapan community house (CH) yang berlokasi di Kota Pekanbaru dan satu Rudenim," tuturnya.
Sementara itu Kepala Seksi Ketertiban Umum Kecamatan Rumbai, Syafriyul M, mengatakan di lokasinya ada Wisma Panel, yang jadi tempat penampungan pengungsi dan pencari suaka. "Ada 40 puluhan berkewarganegaraan Afganistan yang tinggal di Wisma Panel, " ujarnya.
Ia menambahkan sejauh ini kondisi para pengungsi ini dalam keadaan kondusif, aman dan membaur dengan masyarakat sekitar.
Walau saat beraktifitas di luar ruangan tidak menggunakan identitas atau tanda pengenal khusus.
"Mereka tidak menggunakan tanda pengenal saat keluar sekitar taman kota politeknik, mereka bercampur, jam keluar paling lama pukul 19.00 WIB. Karena sejauh ini mereka tertib, dan baik.