REPUBLIKA.CO.ID, CIKARANG -- Menteri Kesehatan Nila F Moeloek memandang bahwa pembangunan perusahaan yang fokus dalam pembuatan obat-obatan sangat diperlukan. Hal ini dikarenakan hampir kebutuhan obat di Indonesia termasuk ketersediaan obat biologi selain vaksin masih dipenuhi oleh produk impor.
Persoalan ini yang tengah disiasati bersama agar Indonesia dapat memproduksi obat-obatan secara mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap negara lain. "Selain itu dengan memproduksi (obat-obatan) sendiri kita harapkan biaya dapat lebih terjangkau," ujar Nila saat peresmian pabrik bahan baku obat dan produk biologi, PT Kalbio Global Medika, Selasa (27/2).
Selama ini pemerintah Indonesia masih mengandalkan bahan obat baku dari sejumlah negara seperti India dan Cina. Nila berharap pemerintah secara bersama semua pihak bisa mempunyai tanaman asli di mana tanaman ini bisa dijadikan obat herbal atau suplemen.
Nila mengatakan, sebagai negara besar Indonesia memang sudah seharusnya memiliki ketahanan terhadap obat dari dalam negeri. Untuk mengurangi ketergantungan impor bahan baku diupayakanlah kemandirian bahan baku obat oleh beberapa industri farmasi dengan mendirikan industri serta memproduksi baik bahan baku obat kimia, herbal, maupun biologi.
Keberadaan PT Kalbio Global Medika dengan berbagai metode pembuatan obat termasuk dari bahan baku biologi menjadi sebuah kemajuan tersendiri di industri farmasi dalam negeri. Nila berharap produk yang akan dibuat dari bahan biologi yang dilakukan dengan rekayasa genetika, serta dengan teknologi yang begitu canggih dapat memberikan suatu produk berkulitas.
Selain obat-obatan, Indonesia juga saat ini masih minim pembuatan alat kesehatan seperti CT Scan dan MRI. Nila berharap ke depan perusahaan farmasi bisa mendorong juga dalam kemandirian atau bekerjasama dengan negara yang sudah bisa membuat produk alat kesehatan agar mau berinvestasi di Indonesia.