REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Operasi pencarian, penyelamatan dan evakuasi korban longsor di Desa Pasir Panjang Kecamatan Salem Kabupaten Brebes, Jawa Tengah dihentikan oleh Tim SAR gabungan. Sesuai prosedur dalam pencarian korban bencana berlangsung selama tujuh hari.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan penghentian dikarenakan lebih dari tujuh hari korban hilang diperkirakan kondisinya sudah rusak dan dapat membahayakan petugas SAR. "Dengan demikian korban longsor Brebes sampai dengan Rabu (28/2) sebanyak 11 orang meninggal dunia, tujuh orang hilang dan 4 orang masih dirawat di rumah sakit," kata Sutopo dalam keterangannya, Rabu (28/2).
Tujuh ahli waris korban bencana tanah longsor yang masih hilang di Desa Pasir Panjang, menyepakati pencarian berakhir pada Rabu (28/2). Kesepakatan tersebut diambil setelah mereka melakukan musyawarah tertutup dengan Basarnas, Dandim, Kapolres, BPBD dan Bupati Brebes, Rabu (27/2) petang. "Para ahli waris korban telah mengikhlaskan korban tidak ditemukan," ungkapnya.
Sebanyak 400 personil dari TNI, Polri, Basarnas, BPBD, PMI, relawan dan beberapa unsur lain kembali ke tempat masing-masing pada Kamis (28/2) siang. Selanjutnya BPBD Kabupaten Brebes mengoordinir aparat, relawan dan masyarakat secara terbatas membersihkan material longsor yang membahayakan masyarakat.
Medan area longsor yang berat, dengan ketebalan hingga 20 meter dan area yang luas, menghambat pencarian korban longsor. Ditambah faktor cuaca hujan, sehingga pencarian korban tidak optimal karena faktor alam.
Bencana longsor kembali terjadi di wilayah Jawa Tengah yaitu di Blok Lempang Dusun Reco Desa Reco Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo, pada Rabu (28/2) pukul 08.45 Wib. Kejadian longsor terjadi pada saat cuaca cerah. Kebun berada pada lahan dengan kemiringan lereng cukup terjal dan tanaman semusim.
Saat itu, dua orang petani bekerja di kebun sedang istirahat di perengan bawah pohon bambu. Tiba-tiba terdengar suara gemuruh. Mereka berusaha menyelamatkan diri. Satu orang berhasil meloloskan diri (Arifin, 26) dan satu orang tertimbun longsor (Nugroho Harianto, 25).
Aparat dari BPBD, TNI, Polri, Muspika dibantu relawan dan masyarakat mengevakuasi korban. Pada pukul 14.00 WIB, korban berhasil dievakuasi dalam kondisi meninggal dunia.
Banjir Lampung Tengah
Sementara itu, banjir yang melanda 10 kecamatan di Kabupaten Lampung Tengah pada Senin (26/2), saat ini sebagian besar sudah surut. Banjir menyisakan lumpur dan kerusakan. Hujan deras mengakibatkan empat sungai meluap yaitu Way Seputih, Way Pengubuan, Way Tipo, dan Way Tatayan.
Banjir yang merendam 10 kecamatan di Lampung Tengah meliputi Kecamatan Gunung Sugih, Seputih Agung, Bumiratu Nuban, Way Pengubuan, Bekri, Bandar Mataram, Seputih Banyak, Terbanggibesar, Bandarsurabaya, dan Seputih Mataram. Dampak banjir di Lampung Tengah menyebab enam orang tewas.
Sebanyak 458 KK terdampak dan ratusan rumah terendam itu diantaranya berada di Kampung Goras Jaya sebanyak 276 KK, Kampung Sinar Banten 161 KK, Kampung Kesuma Jaya 12 KK dan Kampung Kesumadadi 9 KK. Penanganan darurat masih terus dilakukan.
BNPB mengimbau masyarakat untuk terus meningkatkan kewaspadaan menghadapi banjir, longsor dan puting beliung. Potensi hujan masih tinggi sehingga dapat memicu bencana.