REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengusutan kasus penembakan kader Partai Gerindra, Fernando Wowor oleh oknum Brimob Briptu AR masih mandek. Komandan Korps Brimob Rudy Sufahriadi mengatakan, saat ini pihaknya masih menunggu hasil investigasi oleh Polres Bogor.
"Jika (Briptu AR) dinyatakan bersalah, baru kami proses di Propam," kata Rudy, Rabu (28/2).
Rudy menjelaskan Briptu AR terluka parah. Dia masih belum bisa diperiksa meski sudah keluar rumah sakit. "Dia masih perawatan karena saat kejadian terluka parah."
Lokasi penembakan yang dilakukan oknum polisi di Jalan Sukasari, Bogor Timur.
Sementara itu Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Polisi Setyo Wasisto mengaku tidak bisa memaksakan pemeriksaan bila terduga pelaku tersebut belum sehat. "Kami tidak bisa memaksakan. Seorang yang dalam keadaan sakit itu tidak bisa dimintai keterangan," kata Setyo.
Insiden penembakan diduga terjadi saat Briptu AR terlibat dalam keributan dengan seorang kader Partai Gerindra Fernando Wowor dan sejumlah rekannya di sebuah kafe di Bogor, Jawa Barat, sekira pukul 02.00 WIB, Sabtu (20/1). Penembakan terjadi saat keributan tersebut terjadi. Fernando pun tewas dalam kejadian tersebut.
Suasana depan dan area parkir Lipss Club Bogor di Jalan Sukasari, Bogor Timur, Ahad (21/1), yang tampak sepi. Garis polisi dipasang setelah insiden keributan pada Sabtu (20/1) dini hari yang berujung pada aksi penembakan hingga menyebabkan korban jiwa.
Selepas kejadian tersebut, Briptu AR menjalani perawatan intensif dari tim medis Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta. Dia diduga dikeroyok saat kejadian tersebut. Ia mengalami luka di bagian wajah serta satu jari tangan kirinya. Kepolisian pun masih mendalami peristiwa pengeroyokan maupun insiden penembakan tersebut.