Kamis 01 Mar 2018 21:30 WIB

Korban Keracunan Tutut di Cianjur Bertambah Jadi 33 Orang

Jumlahnya terus bertambah menjelang Rabu malam.

Korban keracunan (ilustrasi)
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Korban keracunan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Korban keracunan tutut di Kampung Cibeleng Hilir, Desa Cikancana, Kecamatan Warungkondang Cianjur, disebut bertambah menjadi 33 orang. Seluruh korban masih menjalani perawatan di Puskesmas Gekbrong.

Kepala Puskesmas Gekbrong Ratna Wintarsih, pada wartawan di Cianjur, Kamis (1/3), mengatakan, pihaknya sudah melaporkan ke Dinas Kesehatan Cianjur terkait terus bertambahnya korban keracunan tutut sejak dua hari terakhir.

"Satu hari sebelumnya kami menerima 18 orang yang diduga keracunan setelah mengonsumsi tutut yang dibeli dari pedagang keliling. Namun jumlahnya terus bertambah menjelang Rabu malam sampai siang tadi," katanya.

Sebagian besar korban mengeluhkan hal yang sama, usai menyantap tutut mereka mengalami mual-mual dan muntah. Bahkan beberapa orang yang sudah ditangani puskesmas terpaksa dirujuk ke RSUD Cianjur, guna mendapatkan penanganan medis secara intensif karena mengalami dehidrasi berat.

"Tiga orang korban dirujuk ke RSUD Cianjur karena mengalami dehidrasi yang cukup berat, sehingga harus ditanggani secara intensif di rumah sakit. Melihat gejalanya tutut yang dikonsumsi sudah terkontaminasi zat kimia, namun saat ini masih diteliti pihak dinas," katanya.

Seperti diberitakan belasan warga di Kampung Cibeleng, Desa Cikancana, dibawa ke puskesmas setempat karena mengalami mual-mual dan muntah setelah mengonsumsi tutut yang dibeli dari pedagang keliling.

Selang beberapa saat setelah mengkonsumsi bersama keluarga, korban mulai merasakan gejala keracunan, menjelang malam belasan warga nyaris bersamaan dibawa ke puskesmas setempat karena sebagian besar mengalami dehidrasi.

Terkait keracunan massal itu, petugas Mapolsek Warungkondang telah mengamankan sampel makanan dan selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk memastikan penyebab keracunan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement