Jumat 02 Mar 2018 08:35 WIB

Milad UMY, Haedar Nasir Ingatkan Karakter Islam Moderat

Islam moderat sejalan dengan karakter bangsa, sejak masih berupa Nusantara.

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Gita Amanda
Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir saat menghadiri Milad ke-37 UMY.
Foto: UMY
Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir saat menghadiri Milad ke-37 UMY.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Sebagai salah satu organisasi masyarakat yang berafiliasi dengan agama, Muhammadiyah merupakan salah satu pengusung paham Islam moderat yang berkemajuan. Paham tersebut merupakan hal yang sejalan dengan karakter bangsa, sejak masih berupa Nusantara hingga menjadi Indonesia saat ini.

Ini terbukti dengan sejarah di mana masyarakat Indonesia kala itu mampu menerima ajaran-ajaran yang masuk dan mengasimilasikan nilai-nilainya pada kehidupan sehari-hari. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, dalam kegiatan Malam Refleksi Milad Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ke- 37di Masjid KH Ahmad Dahlan bebebrapa waktu lalu.

Haedar menyebutkan karakter masyarakat dan Islam yang moderat tersebut merupakan hal yang tepat untuk Indonesia. "Tertulis dalam Alquran pada surat Al-Baqarah ayat 143 di mana Allah SWT berfirman 'Dan demikian (pula) Kami menjadikan kamu ummatan wasathan agar kamu menjadi saksi atas perbuatan manusia'. Kita diperintahkan untuk menjadi umat yang adil, moderat dan proporsional dalam bertindak, ujarnya.

Menurut Haedar, banyak masyarakat yang berhenti hanya sampai pada tahapan ini, padahal itu harus diikuti dengan keharusan menjadi saksi atas apa yang sudah dilakukan oleh saudara-saudara yang lain. Ini yang Muhammadiyah, menurut Haedar, selalu coba ingat dan lakukan dalam setiap tindakannya.

Ia pun menyampaikan bahwa sebagai salah satu amal usaha Muhammadiyah yang mengusung paham Islam moderat, UMY sudah berhasil mencapai banyak kemajuan dalam umurnya yang tergolong muda untuk sebuah perguruan tinggi. Muhammadiyah selalu memberitakan dan menyebarkan nilai-nilai Islam tidak lain karena Muhammadiyah ingin menyampaikan bahwa nilai Islam adalah rahmat yang universal.

Menurutnya ini bukan retorika semata tapi merupakan bukti konkret dalam bentuk amaliah yang nyata. UMY adalah salah satu buktinya, dengan pemikiran dan sumber daya manusia yang maju, tetapi amaliah juga tetap mencerminkan nilai-nilai Islam.

"Ini merupakan bukti bahwa Islam mampu membangun sebuah peradaban untuk menjadi maju dan kita harus menjaga ini tetap menjadi bagian dari sifat kita," kata dia.

Haedar pun menekankan bahwa tidak ada manifestasi Islam kecuali dalam amal. Melalui amal ini Muhammadiyah menjadi organisasi yang dikenal tidak hanya di Indonesia tapi juga di kancah internasional.

Ini pulalah yang dilakukan oleh KH Ahmad Dahlan dalam masa awal perjuangannya, ketika agama lain membuka sekolah maka Dahlan membuka sekolah, ketika mereka membuat rumah sakit Dahlan juga melakukannya. Berlomba dalam kebaikan ini yang seharusnya dicontoh dari KH Ahmad Dahlan.

"Kita tidak memerangi mereka yang zindiq dengan kekerasan namun dengan amalan baik yang mampu kita lakukan," jelas Haedar.

Menurutnya, kehadiran UMY selain mampu mengangkat taraf kehidupan bagi masyarakat sekitarnya, harus pula mengangkat tingkat kerohanian warga sekitarnya. Amal usaha UMY ini terbukti dapat mendorong roda perekonomian dari masyarakat yang tinggal di sekitarnya.

Selain manfaat materi diharapkan UMY juga memberikan manfaat rohani dengan mengajak mereka untuk bersyukur dengan rahmat tersebut. Karena dengan bersyukur dapat menemukan berbagai hal yang dapat dilakukan untuk semakin memajukan Islam dan diri pribadi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement