REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Gelombang Islamofobia yang melanda Barat pascatragedi 9/11 memberikan efek luar biasa terhadap pola interaksi dan komunikasi antara Muslim dan warga lokal di sejumlah wilayah, tak terkecuali di Kanada.
Dalam populasi yang lebih besar, sebuah jajak pendapat terbaru oleh Ipsos Reid menemukan bahwa 60 persen dari responden merasa ada peningkatan diskriminasi terhadap umat Islam dibandingkan dengan 10 tahun yang lalu.
Dalam penelitian lain yang dilakukan oleh Asosiasi Studi Kanada pada 2011, kurang dari setengah atau 43 persen dari 2.345 orang yang disurvei menyatakan sangat positif tau agak positif berkaitan dengan persepsi terhadap Muslim.
Islamofobia bisa berwujud halus lewat diskriminasi di tempat bekerja atau ketika mereka berada di tengah masyarakat. Seperti yang melanda Muslim Ontario. Ironisnya, media sering kali menutupi kasus yang paling menonjol.
Implikasi sosial dari ketidakpedulian media itu berkontribusi pada pembungkaman publik, marginalisasi atau pengasingan Muslim Ontario dari komunitas Kanada. Sikap dan pandangan negatif terhadap Islam dan Muslim meluas di kalangan masyarakat Ontario.
Sebagian besar didominasi oleh persepsi negatif terkait korelasi Islam dan Muslim dengan kekerasan dan terorisme. Selain itu, sebagian publik menganggap Muslim bertanggung jawab secara kolektif untuk menjelaskan tentang tudingan keterkaitan itu.