Sabtu 03 Mar 2018 15:22 WIB

Registrasi Ulang Kartu SIM Capai 320 Juta

Masyarakat yang tak bisa registrasi diimbau perbaiki data kependudukan.

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Teguh Firmansyah
Petugas melayani antrian warga untuk melakukan registrasi ulang kartu SIM prabayar di Galeri Indosat, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (28/2).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Petugas melayani antrian warga untuk melakukan registrasi ulang kartu SIM prabayar di Galeri Indosat, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (28/2).

REPUBLIKA.CO.ID, BOJONGSOANG -- Direktorat Penyelenggaraan Pos dan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengungkapkan hingga Sabtu (3/3) pukul 04.00 WIB, jumlah pengguna kartu prabayar yang melakukan registrasi mencapai 319 juta lebih. Diperkirakan hingga siang, akan mencapai 320 juta (pengguna) yang melakukan registrasi.

"Sampai jam 4 pagi, registrasi kartu prabayar mencapai 319 juta lebih dan siang ini (diperkirakan) sampai 320 juta yang registrasi," ujar Direktur Jenderal Penyelenggaran Pos dan Informatika Kemenkominfo, Ahmad M Ramli saat acara Cyber Security di Telkom University, Sabtu (3/3).

Ia menuturkan, 319 juta lebih pengguna yang melakukan registrasi kartu prabayar. Ini merupakan angka yang termonitor oleh pihaknya dan merupakan angka riil. Angka tersebut merupakan jumlah yang akurat.

Ia mengaku masih banyak kendala di masyarakat saat akan melakukan registrasi kartu prabayar hingga mengakibatkan gagal registrasi. Kemungkinan karena nomor Induk Kependudukan (NIK) dan nomor Kartu Keluarga (KK) tidak singkron.

Menurutnya, untuk mengatasi hal tersebut maka masyarakat disarankan memperbaiki data kependudukan ke Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil setempat.

Ia menuturkan, registrasi prabayar telah berakhir 28 Februari lalu dan 1 Maret hingga akhir bulan Maret akan dilaksanakan pemblokiran out going call dan out going sms. Serta pemblokiran in coming pada awal April.

Ahmad M Ramli menambahkan, registrasi kartu prabayar juga dilakukan untuk melakukan antisipasi terhadap kejahatan-kejahatan yang dilakukan. Sehingga, ketika ada kejahatan maka bisa dilacak serta mengingatkan masyarakat untuk lebih berhati-hati.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement