REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Taman Safari Indonesia (TSI) fokus dalam program konservasi Elang Jawa (Nisaetus bartelsi). Pada Ahad (4/3), lembaga konservasi eksitu ini menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) kerja sama konservasi Elang Jawa bersama perusahaan peleburan dan pemurnian tembaga PT Smelting.
Direktur Utama TSI, Jansen Manansang, menjelaskan, usai penandatanganan perjanjian ini, kedua pihak akan melanjutkan pembahasan program kegiatan yang akan dituangkan ke dalam Perjanjian Kerjasama Kegiatan Konservasi Satwa Langka dan Dilindungi. "Dalam hal ini, bagaimana bisa mengembangbiakkan Elang Jawa," kata dia ketika ditemui Republika.co.id usai acara di TSI Cisarua, Bogor.
Elang Jawa dipilih karena dianggap identik dengan Garuda yang merupakan lambang negara Indonesia. Pada 1992, Elang Jawa juga ditetapkan sebagai maskot satwa langka Indonesia, termasuk di antaranya bersama Komodo.
Melalui kerja sama ini, Jansen menambahkan, TSI akan menambah fasilitas untuk perawatan Elang Jawa sekaligus meningkatkan kegiatan penelitian dan pengembangan (Litbang). Terutama, di bidang pengembangbiakkan. "Hal ini sesuai dengan keinginan pemerintah pusat yang ingin menambah populasi satwa langka lima sampai 10 persen pada 2025 nanti," ucapnya.
Salah satu fokus kerja sama ini adalah konservasi pohon besar seperti damar, kayu manis hingga cemara. Pohon ini biasa dimanfaatkan sebagai tempat bersarang indukan. "Dengan adanya tanaman ini, diharapkan TSI kelak bisa menjadi habitat dari Elang Jawa," kata Imam.
Selain itu, TSI berencana membangun kandang penangkaran yang terstandar dengan ukuran 12 meter x 12 meter dan tinggi 14 meter untuk sepasang Elang Jawa. Kandang ini digunakan sebagai tempat perkembangbiakan untuk mendapat anakan yang dipersiapkan guna pelepasliaran.