Senin 05 Mar 2018 13:06 WIB

Polisi: MCA adalah Anggota Saracen yang Belum Tertangkap

MCA dan Saracen disebut menyebar hoaks di sejumlah daerah di Indonesia.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Andri Saubani
Sejumlah tersangka diperlihatkan saat rilis Pelaku penyebaran isu provokatif dan ujaran kebencian yang terorganisir dengan nama The Family Muslim Cyber Army di Bareskrim Polri, Jakarta, Rabu (28/2).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Sejumlah tersangka diperlihatkan saat rilis Pelaku penyebaran isu provokatif dan ujaran kebencian yang terorganisir dengan nama The Family Muslim Cyber Army di Bareskrim Polri, Jakarta, Rabu (28/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepolisian menyebutkan, kelompok Muslim Cyber Army (MCA) memiliki keterkaitan dengan kelompok Saracen. Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Brigadir Jenderal Polisi Fadil Imran menyebutkan, keduanya diketahui menyebarkan hoaks di sejumlah daerah di Indonesia.

Menurut Fadil, dari upaya penindakan, polisi melakukan analisis sampai penyerangan ulama di Jawa Timur, Jawa Barat, dan Banten. Dari situ terlihat bahwa pelaku, menurut dia, terhubung satu sama lain. "Pelaku-pelaku yang tergabung dalam MCA juga tergabung dengan cluster eks Saracen," ujar Fadil di Markas Besar Polri, Jakarta, Senin (5/3).

Polri: Investigasi Saracen Hasilkan Kasus Muslim Cyber Army.

Pelaku kelompok MCA, Fadil mengklaim, merupakan sisa-sisa kelompok Saracen yang belum tertangkap. Namun, masih saling berkaitan satu sama lain. "Ditemukan adanya pelaku di Jatim, Banten, Jabar adalah kelompok atau orang tertentu yang masuk MCA dan eks Saracen. Ini sangat terlihat," kata Fadil menegaskan.

Namun, sama seperti Saracen pula, ada dalang besar di belakang Saracen maupun MCA ini. Soal motif utama, polisi juga masih melakukan pendalaman pada Saracen. Fadil mengatakan, pihaknya pun masih mendalami siapa aktor utama di belakangnya.

"Kami akan terus bekerja agar hoaks, berita bohong, dan fitnah yang mengganggu kondusivitas kemananan bisa kami hilangkan," kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement