REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara menyebut bahwa kebocoran data kartu keluarga hasil registrasi kartu seluler masih memungkinkan bocor ke dunia maya. Namun, Rudiantara berjanji bahwa data yang masuk ke Kemenkominfo akan terjaga dan tidak bocor ke pihak lain.
"Dari Kominfo tidak bocor, operator juga tidak bocor karena datanya tetap ada di Dukcapil (Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil)," kata Rudiantara di Istana Negara, Senin (5/3).
Rudi menuturkan, data yang masuk dari masyarakat hanya dilakukan pencocokan saja. Data yang masuk ke operator kemudian disamakan dengan data yang ada di Dukcapil. Operator dalam hal ini hanya melakukan konfirmasi semata.
Kebocoran data memang belum dipastikan tidak terjadi. Sebab data yang diunggah masyarakat pun tidak hanya kali ini dilakukan. Ketika masyarakat memasukan data untuk membuat email, kemudian membuat akun-akun lain biasanya memasukan data pribadi. Data-data ini pun bisa saja bocor ketika terdapat oknum yang menyebarkannya.
Untuk itu dia mengatakan, yang paling penting adalah memberikan pemahaman kepada masyarakat agar tidak memberikan data pribadi secara detail yang berkaitan dengan dunia maya. "Tapi kalau untuk data di Dukcapil itu kan dijamin keamanannya karena ada UU Dukcapil sistem kependudukan," ujar Rudi.
Terkait hasil registrasi, Rudi menyebut akan segera melakukan evaluasi kualitas dan kuantitas atas program ini. Sejauh ini didapat data pengguna kartu seluler telah mencapai 300 juta pelanggan.
Rudiantara menyampaikan pemblokiran layanan telekomunikasi seluler dilakukan secara bertahap mulai 1 Maret. Pada tahap ini, pelanggan yang belum melakukan registrasi ulang kartu selulernya tak bisa mengakses layanan telepon dan SMS keluar.
Namun, sejumlah masyarakat yang menjadi pelanggan layanan telekomunikasi seluler menyebut masih bisa melakukan panggilan dan SMS. Rudiantara pun menegaskan, saat ini, pemblokiran terhadap kartu seluler yang belum melakukan registrasi ulang telah dilakukan.