REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Dua utusan Korea Selatan (Korsel) akan berkunjung ke Amerika Serikat (AS) pada Kamis (8/3) waktu setempat. Mereka akan bertemu dengan pejabat AS termasuk Penasihat Keamanan Nasional HR McMaster, untuk membahas pertemuan dengan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un awal pekan ini.
Dilansir Reuters, Kamis (8/3), kedua utusan Korsel tersebut adalah Kepala Kantor Keamanan Nasional Chung Eui-yong dan Kepala Dinas Intelijen Nasional Suh Hoon. Menurut pejabat Korsel yang enggan menyebutkan identitasnya, mereka jugaakan berbicara dengan kepala departemen lain dan kemudian mungkin bertemu dengan Presiden AS Donald Trump atau Wakil Presiden Mike Pence.
Pejabat tersebut menambahkan bahwa Chung sudah berbicara dengan McMaster di telepon tak lama setelah menyelesaikan kunjungan ke Korut.
Utusan Korsel tersebut diperkirakan akan memberikan pemaparan kepada pejabat AS mengenai sikap Korut. Yaitu mengenai kemungkinan perundingan di masa depan dengan Washington dan keinginannya untuk menunda uji coba nuklir, jika keamanan rezim Korut terjamin.
Awal pekan ini, Chung dan Suh adalah bagian dari delegasi yang melakukan perjalanan ke Pyongyang, dalam pertemuan pertama antara pejabat pemerintah Korea Selatan dan Kim Jong-un. Dalam pertemuan itu pemimpin Korut tersebut menyatakan bahwa dia terbuka untuk perundingan denuklirisasi dengan AS.
Mereka juga menyetujui kedua Korea akan mengadakan pertemuan puncak pertama mereka setelah lebih dari satu dekade tidak melakukannya pada akhir April.
Presiden Korsel Moon Jae-in mengatakan bahwa sanksi tidak boleh dikurangi demi perundingan. Dan juga bahwa yang seharusnyamenjadi tujuan akhir perundingantidak kurang dari denuklirisasi Korut.
Seorang pejabat senior pemerintah AS pada Kamis mengatakan bahwa tidak ada keputusan mengenai kemungkinan AS untuk bergabung dalam KTT Utara dan Selatan diperkirakan dapat dibuat pada pertemuan pekan ini dengan McMaster. Sumber tersebut menyebutkan diskusi tersebut akan dilakukan secara pribadi di antara pejabat AS.
Ketegangan meningkat ke tingkat tertinggi dalam beberapa tahun padatahun laluatas program nuklir dan rudal Korut. Program nuklir ituterus bertentangan dengan resolusi Dewan Keamanan PBB, dengan retorika yang sama-sama melengking dari Kim Jong-un dan Trump.
Korut telah membanggakan rencananya untuk mengembangkan rudal balistik antarbenua yang mampu mencapai daratan AS. Namun kekhawatiran perang habis-habisan mereda pada bulan lalu, bertepatan dengan partisipasi Korut di Olimpiade Musim Dingin di Selatan.