REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ahli astronomi Barat, Kevin Krisciunas, dalam tulisannya berjudul The Legacy of Ulugh Beg mengungkapkan, observatorium termegah yang dibangun sarjana Muslim adalah Observatorium Ulugh Beg. Observatorium itu dibangun seorang penguasa keturunan Mongol yang bertakhta di Samarkand bernama Muhammad Taragai Ulugh Beg (1393-1449). Dia adalah seorang pejabat yang menaruh perhatian terhadap astronomi.
Ghirah astronomi di Samarkand mengalami puncaknya ketika Ulugh Beg mulai membangun observatorim pada 1420. Menurut Kriscunas, berdasarkan laporan yang ditulis ahli astronomi pada saat itu, Al-Kashi aktivitas pengkajian astronomi di Observatorium Ulugh Beg didukung oleh 70 sarjana. Para ahli astronomi itu mendapatkan perlakukan istimewa dengan fasilitas dan gaji yang luar biasa besarnya.
Observatorium ini beroperasi selama 50 tahun. Sayangnya, setelah Ulugh Beg meninggal, observatorium itu pun mengalami kehancuran. Sejumlah astronom telah lahir dari lembaga itu, yakni Giyath al-Din Jamshid al-Kushy, Qadizada al-Rumy, dan `Ali ibn Muhammad al-Qashji. Observatorium yang terakhir milik Islam dibangun di Istanbul pada 1577, pada zaman kekuasaan Sultan Murad III (1574-1595) yang didirikan Taqi al-Din Muhammad ibn Ma'ruf al-Rashyd al-Dimashqiy.