REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pejabat sementara (Pjs) Wali Kota Bandung Muhamad Solihin menegaskan pembangunan rumah deret Taman Sari tetap akan dilanjutkan. Meskipun saat ini proses gugatan hukum tengah berjalan dari sejumlah warga RW 11 Taman Sari yang menolak proyek tersebut.
Solihin menyebutkan sebagian besar warga sekitar sudah mendukung proyek yang ditujukan untuk penanganan kawasan kumuh tersebut. Karenanya pembangunan rumah deret harus tetap dilanjutkan.
"Tetap (dilanjutkan). Maksud saya pembangunan dihentikan itu di lokasi-lokasi yang tidak setuju. Tapi kalau yang setuju kan tetep harus jalan kan. Kasihan yang sudah setuju. Kalau sudah setuju sudah berkenan dibongkar bangunannya terus kita enggak lakukan akselerasi dan pembangunan masa harus menunggu yang tidak setuju," kata Solihin kepada wartawan di Gedung DPRD Kota Bandung, Kamis (8/3).
Menurutnya, pembangunan harus tetap dijalankan karena pihak pengembang juga memiliki perjanjian kontrak dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung. Terutama soal target waktu penyelesaian rumah deret.
Ia menegaskan pembangunan rumah deret memang dimaksudkan untuk memberikan tempat tinggal yang layak bagi warganya. Sehingga untuk kepentingan masyarakat agar lebih sejahtera didukung lingkungan yang sehat.
"Jadi sebetulnya bukan arogan, di satu sisi kan kita ingin menyelesaikan pembangunan tepat waktu, apalagi kondisi sekarang hujan terus. Mereka ingin sebagai pengembang yang profesional mereka juga ingin bisa mempertanggungjawabkan sesuai dengan perjanjian yang diikat dengan pemerintah kota," tuturnya.
Ia melihat penolakan warga menjadi dinamika dalam sebuah pembangunan. Ada pihak yang mendukung dan yang menolak. Penolakan ini dikarenakan masih belum tersampaikan dengan baik pemahaman tujuan pembangunan tersebut.
Oleh karenanya, ia mengaku sudah memerintahkan pihak-pihak terkait baik dari dinas dan pengembang untuk melakukan pendekatan ke warga yang masih menolak. Pendekatan ini dalam rangka kembali menyosialisasikan program rumah deret.
"Saya tidak menyatakan bahwa tidak setuju cuma mungkin kurang berkenan karena penjelasan sosialisasi harus lebih ditingkatkan disana. Harus dijelaskan lebih detil kalau mereka nanti dibangun perumahan disana apa sih keuntungan yang akan diperoleh. Memang harus lebih sabar," ujar pria yang menjabat sebagai Asisten Daerah Bidang Administrasi Setda Provinsi Jawa Barat ini.
Terkait bentrokan yang terjadi, ia mengatakan pergesekan terjadi karena adanya perbedaan pemahaman antar warga. Ini dikarenakan komunikasi yang kurang baik.
"Yang satu ingin segera menghuni bangunan yang disediakan pemerintah sementara ada juga yang kurang berkenan sampai saat ini. Kembali lagi saya melihat ini sebagai dinamika dari pembangunan yang dilaksanakan," ucapnya.
Ia berharap warga yang masih menolak bisa memahami maksud dan tujuan pembangunan rumah deret Taman Sari. Lahan milik Pemkot Bandung itu ingin dijadikan rumah tinggal yang nyaman dan sehat bagi warga masyarakat.