Sabtu 10 Mar 2018 05:30 WIB

Syingith yang Mulai Terlupakan

Sepinya rute Trans-Sahara jadi penyebabnya.

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Agung Sasongko
Kota Chinguetti, Mauritania
Foto: Amusing Planet
Kota Chinguetti, Mauritania

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Pazzanita (1996) menyebutkan, sepinya rute Trans-Sahara pada abad ke-19 berdampak bagi kotakota transit di Afrika barat, termasuk Syingith. Seiring dengan itu, Benua Hitam mulai menjadi ajang rebutan negara-negara Eropa.

Mauritania masuk ke dalam wilayah okupasi Prancis sejak permulaan kurun ini. Namun, penjajahan ternyata tidak mudah memasuki dataran tinggi Adrar. Salah seorang pejuang yang gigih mengusir kolonialisme adalah Muhammad Musthofa asy-Syingithi (1831-1910).

Dia menghabiskan sebagian besar masa hidupnya sebagai guru (murabith) di Kesultanan Maroko. Saat berusia 56 tahun, Sultan Maroko menunjuknya sebagai kadi. Sementara itu, ekspansi Prancis makin gencar di Afrika utara.

Pada 1906, sultan Maroko menandatangani Perjanjian Algeciras, yang berarti menyerahkan sebagian wilayah di selatan Maroko ke pada Prancis. Sejak saat itu, Musthofa asy-Syingithi memimpin ribuan pasukannya untuk menahan ekspansi kolonial. Namun, serangannya dapat dipatahkan musuh-musuhnya.

Pada 1910, putra sufi Qadiriyyah Muhammad Fadhil Ma min ini wafat. Sepuluh tahun kemudian, Prancis menguasai sebagian besar Afrika barat, termasuk Mauritania. Inilah awal masa kelam bagi Kota Syingith. Kebesaran kota ini memudar, tidak mampu lagi mempertahankan status pusat peradaban Islam di kawasan Gurun Saha ra.

Benteng-benteng Prancis berdiri, mempertegas dominasi penjajahan di atas komunitas Muslim. Memasuki akhir abad ke-20, desertifikasi menjadi masalah baru bagi kota ini. Menurut Pazzanita, gejala alam ini sangat mengancam eksistensi ribuan manuskrip kuno yang tersimpan di beberapa rumah pribadi orang-orang Syingith.

Masyarakat setempat hanya bi sa menjaga koleksi yang amat berharga itu dengan perawatan seadanya. Pembangunan infra struk tur belum bisa diandalkan, sejak Mauritania merdeka pada 1960 sampai hari ini.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement