REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Panjaitan yakin apa yang terjadi pada Pilkada DKI Jakarta 2017 tak terulang. Ia mengibaratkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai telur yang pecah dari dalam.
"Saya yakin tidak terulang karena memang beda DKI dengan pilpres. Bagi Demokrat, DKI itu adalah Lemhanas terbesar yang kami ikuti," tutur Hinca usai Rapat Pimpinan Nasional Partai Demokrat 2018 di Sentul, Bogor, Ahad (11/3).
Ia pun bermetafora, kalau telur dipecahkan dari luar maka itu membunuh kehidupan di dalamnya. Namun, jika telur dipecahkan dari dalam, itu melahirkan kehidupan baru. AHY disebutnya sebagai telur yang pecah dari dalam.
"AHY itu telur yang pecah dari dalam. Kami siapkan betul dan kami terus percaya untuk berlari menjemput kemenangan ini," ungkap Hinca.
Menurut Hinca, partainya tak main-main dalam melahirkan kader. AHY, kata dia, "lahir" di Jakarta pada 2017 lalu. Hanya dalam waktu satu tahun, Partai Demokrat bekerja keras untuk membuat semuanya siap.
"Saya harap masyarakat bisa menerima beliau dan secara tegas dia tadi menyapa anak-anak muda, orang muda yang berenergi, yang punya kekuatan untuk memimpin," katanya.
Ia menyebutkan, pada 11 Maret 2018, Partai Demokrat telah melahirkan tokoh baru. Melalui pidato politik yang telah dirancang sedemikian rupa, AHY menyampaikannya dengan runtut dan tanpa melihat teks. Hinca merasa siapa pun yang mendengarkan pidato AHY, pasti terkesima.
"Pemimpin baru sudah lahir dan kami persiapkan ini dan kami sampaikan ke masyarakat Indonesia, inilah pemimpin baru yang kami siapkan sebagai partai politik yang melahirkan kader," tuturnya.