Senin 12 Mar 2018 14:09 WIB

Dedi Mulyadi Bakal Tata Kampung Nelayan

Para nelayan harus diberikan teknologi baru agar mampu menangkap ikan dengan baik.

Cawagub Dedi Mulyadi bersama warga pesisir di Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi
Cawagub Dedi Mulyadi bersama warga pesisir di Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi

REPUBLIKA.CO.ID,   BEKASI--Kondisi lingkungan di perkampungan Desa Samudera Jaya, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi mengundang keprihatinan calon Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Sistem sanitasi di perkampungan tersebut kebanyakan beralas tanah dan berada dalam kondisi lembab. Buruknya keadaan tersebut masih harus bertambah saat rob (banjir air laut) menerjang perkampungan jika air laut sedang pasang.

Runi (38) salah seorang warga setempat mengeluhkan kondisi itu kepada calon wakil gubernur bernomor urut 4 tersebut. Rob yang datang tanpa bisa diprediksi membuat warga sekitar tidak bisa mempersiapkan diri sebelumnya. "Kondisinya memang begini Pak. Apalagi banjir rob tidak bisa diprediksi," keluh Runi, Sabtu (10/3) di hadapan cawagub Jawa Barat Dedi Mulyadi dalam siaran pers yang diterima Republika.

Keadaan ekonomi warga yang desanya berbatasan dengan Laut Jawa tersebut juga tidak dapat dikatakan mapan. Mata pencaharian utama warga sebagai nelayan dan buruh belum mampu memperbaiki taraf hidup mereka. Akibatnya para ibu di desa tersebut bekerja sambilan menjadi buruh bleke (pengupas kerang) dengan penghasilan Rp3 ribu per hari saja. "Kalau sehari-hari mah kita nge-bleke (ngupas kerang) Pak. Alhamdulillah dapat Rp3 ribu sehari juga. Bapak-bapak disini biasanya melaut atau menjadi buruh," jelasnya.

Keluhan warga dijawab oleh Dedi Mulyadi dengan mengungkapkan gagasan tentang penataan kampung nelayan. Letak geografis desa tersebut yang berada di pesisir pantai menurut dia, mengharuskan rumah berjenis rumah panggung. "Masalah sosial di daerah pesisir memang cukup kompleks, apalagi kalau dilanda rob. Saya menawarkan penataan kampungnya, kita tata kembali dengan jenis rumah panggung. Insya Allah mereka bisa aman," jelasnya. Para buruh harian lepas dan para nelayan menurut Dedi Mulyadi harus merasakan kehadiran negara.

Para buruh harus memiliki asuransi, sementara para nelayan harus diberikan teknologi baru agar mampu menangkap ikan dengan baik."Para buruh dan nelayan harus diberikan asuransi. Para nelayan juga harus update terhadap teknologi kelautan agar tangkapan mereka meningkat. Bantuan kepada para nelayan juga tidak boleh bersifat kredit, bantuan langsung saja," katanya.

Selain itu, menurut Dedi anak-anak yang tinggal di pesisir pantai juga harus mendapat porsi pendidikan karakter ala pesisir. Mereka diajarkan tentang cara memahami eknologi kelautan, mulai dari budidaya sampai cara menangkap ikan. "Kurikulum pendidikan untuk anak-anak pesisir harus dibedakan dengan wilayah lain. Anak-anak disini harus mengenyam pendidikan karakter kelautan. Semua tentang laut harus diajarkan," tegasnya. Kondisi lingkungan yang cukup berat mengharuskan anak-anak tersebut untuk memiliki semangat juang yang lebih dari anak-anak di wilayah lain. Karena itu, Dedi Mulyadi meminta agar para orang tua menanamkan semangat tersebut kepada mereka. "Pejuang maritim tidak boleh miskin. Anak pesisir pantai harus mau kerja keras dan berusaha," kata Dedi memberi semangat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement