REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pengangkatan sampah di kawasan Blok Empang, Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara sejak Sabtu (17/3), masih terus dilakukan hingga Senin (19/3) ini. Sampah yang ada kebanyakan merupakan sampah plastik yang terkumpul di dua kolam seluas 150 x 50 meter yang ada tepat di depan kawasan hutan mangrove, Muara Angke, Jakarta Utara.
Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu Yusen Herdiman mengatakan, sampah yang berhasil dikumpulkan pada Ahad (18/3) kemarin mencapai sekitar 15 ton. Jumlah tersebut turun dari sebelumnya yang mencapai sekitar 19 ton. Sehingga, total sampah yang terangkut mencapai sekitar 34 ton.
"Kemarin Sabtu (17/3) sampah terangkut sekitar 19 Ton dan Ahad ( 18/2) sekitar 15 Ton," kata Yusen saat dikonfirmasi pada Ahad (18/3) malam.
Untuk membersihkan sampah-sampah tersebut, dikerahkan 400 personil dan sebuah alat berat excavator jenis amphibi sejak Ahad (18/3), yang pasa Sabtunya masih dilakukan secara manual. Selain itu, juga dikerahkan empat kapal fiber dan 3 truk pengangkut sampah.
"Kekuatan personil sekitar 400 orang. Tim Gabungan dari Dinas LH DKI (Sudin LH Kep. Seribu Sudin LH Jakut. UPK Badan Air) dan Jajaran Walikota Jakarta Utara ( PPSU Kelurahan dan Kecamatan)," tambah Yusen.
Sampah-sampah yang tidak bisa terurai akan dibuang. Sementara, untuk sampah yang bisa terurai dan diolah akan dimanfaatkan sebagai media penanaman pohon mangrove.
Sampah sendiri tidak bisa dibawa melalui jalur darat, karena jalur darat tidak bisa dilalui oleh kendaraan besar pengangkut sampah. Sehingga, sampah harus dibawa melalui jalur laut dengan menggunakan kapal fiber pengangkut sampah menuju Pelabuhan Kali Edem, Muara Angke yang nantinya dibawa menuju tempat pengolahan sampah terpadu di Bantar Gebang, Bekasi.
"Itu kan ada truk tuh, ke situ sandar muat ke truk yang orange (di Pelabuhan Kali Edem), truk (nanti menuju) ke Bantar Gebang," tambahnya.