REPUBLIKA.CO.ID, Hari ini, pada tahun 1995, sistem kereta bawah tanah di Tokyo, Jepang, diserang menggunakan gas sarin. Kejadian ini menyebabkan 12 orang tewas dan melukai 5.000 lainnya.
Tak lama setelah insiden penyerangan terjadi, kepolisian Jepang segera melakukan penyelidikan dan pemburuan pelaku. Ribuan pos pemeriksaan didirikan di seluruh Jepang.
Belakangan diketahui aksi penyerangan menggunakan sarin di kereta bawah tanah di Tokyo dilakukan oleh Aum Shinrikyo. Shinrikyo merupakan sebuah gerakan agama yang percaya pada ramalan hari kiamatnya sendiri. Gerakan ini memiliki ribuan pengikut di Jepang.
Asahara, seorang pria buta berusia 40 tahun, adalah pemimpin gerakan ini. Asahara memiliki rambut dan janggut yang panjang. Dalam buku yang pernah ditulisnya, ia mengklaim sebagai jelmaan Yesus Kristus dan memiliki kemampuan melakukan perjalanan melalui waktu.
Terkait penyerangan di sistem kereta bawah tanah di Tokyo, otoritas Jepang menggerebek seluruh entitas Aum Shinrikyo di seluruh Jepang. Namun Asahara tidak berhasil ditemukan.
Setelah serangkaian penangkapan, otoritas Jepang menemukan banyak bahan kimi untuk memproduksi gas sarin di sebuah kamp di kaki Gunung Fuji. Otoritas Jepang bahkan menyebut Aum Shinrikyo memiliki rencana membeli senjata nuklir dari Rusia.
Kepolisian Jepang juga menangkap Hideo Murai, salah satu pemimpin tertinggi di Aum Shinrikyo. Namun saat ditahan, Murai tewas ditikam oleh seorang pembunuh yang menyalahkannya terkait insiden penyerangan gas sarin di Tokyo.
Pada 16 Mei 1995, Asahara akhirnya ditemukan di sebuah ruang rahasia di kaki Gunung Fuji. Bersama dengan pemimpin Aum Shinrikyo lainnya, Asahara dituduh melakukan pembunuhan.
Sarin merupakan salah satu gas saraf paling mematikan. Gas ini ditemukan pertama kali oleh Nazi Jerman pada era Perang Dunia II.