REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Duta Besar Turki di Jerman mengkritik Pemerintah Jerman karena gagal menunjukkan solidaritas yang kuat dengan komunitas Turki di sana. Kritikan itu disampaikan setelah serangkaian serangan terhadap masjid, asosiasi, dan toko-toko Turki di Jerman.
Pada pertemuan yang diadakan di Kedutaan Besar Turki di Berlin, Jerman, Senin (19/3) malam waktu setempat, Duta Besar Turki Ali Kemal Aydin mengungkapkan penyesalannya terhadap Pemerintah Jerman. "Hal itu menimbulkan keheranan dan kekhawatiran. Kami menyaksikan sikap bungkam dari mereka yang telah lama berbicara tentang demokrasi, penegakan hukum, dan hak asasi manusia," kata Aydin, dilansir Anadolu Agency, Senin (20/3).
Aydin mendesak pemerintah Jerman meningkatkan keamanan di masjid dan organisasi komunitas Turki. Ia juga mendesak Jerman menyelidiki serangan secara menyeluruh dan membawa pelaku penyerangan ke pengadilan.
Kementerian Dalam Negeri Jerman sebelumnya mencatat, setidaknya ada 37 serangan dalam tiga bulan pertama tahun ini, yang menargetkan masjid, asosiasi, dan toko-toko Turki. Serangan itu terjadi di berbagai kota, termasuk di Berlin, Frankfurt, Hamburg, dan Aachen.
Kelompok teroris PYD/PKK dan organisasi yang berhaluan kiri telah mengklaim bertanggung jawab atas sebagian besar serangan itu. Pekan lalu, mereka mengancam melakukan lebih banyak kekerasan di Jerman sebagai protes terhadap operasi kontra terorisme Turki di barat laut Suriah.
Kelompok teror PKK telah dilarang di Jerman sejak 1993. Namun, kelompok itu tetap aktif dengan hampir 14 ribu pengikutnya di Jerman.
Ankara telah lama mengkritik Berlin karena tidak mengambil langkah-langkah serius terhadap kelompok teror PKK dan PYD cabang Suriah. Kelompok ini disebut menggunakan Jerman sebagai platform untuk kegiatan penggalangan dana, rekrutmen, dan propaganda.
Jerman memiliki sekitar 3 juta komunitas Turki yang kuat. Banyak di antaranya adalah generasi kedua dan generasi ketiga warga Jerman, yang kakek-neneknya berasal dari Turki yang pindah ke negara itu selama 1960-an.
Turki meluncurkan Operation Olive Branch pada 20 Januari lalu untuk membersihkan kelompok teroris dari Afrin di barat laut Suriah. Hal itu dilakukan di tengah ancaman yang berkembang yang muncul dari wilayah tersebut. Pada akhir pekan lalu, pasukan pendukung Turki membebaskan Kota Afrin, yang merupakan tempat persembunyian utama bagi PYD/PKK sejak 2012.