REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Sicincin, Sumatera Barat (Sumbar) menyampaikan tingginya curah hujan di provinsi itu beberapa hari terakhir terjadi karena saat ini Sumbar mulai memasuki masa peralihan.
"Untuk Sumbar saat ini mulai masuk masa peralihan dan musim hujan ke musim kemarau sehingga potensi hujan berpeluang cukup tinggi," kata Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Sicincin, Heron Tarigan di Padang, Selasa (27/3).
Ia menyampaikan hal itu usai membuka Sekolah Lapang Iklim II diikuti 27 penyuluh pertanian bertujuan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tengang iklim. Ia menyebutkan beberapa waktu ke depan curah hujan dengan pola sporadis masih sering terjadi
"Jadi tetap harus waspada terhadap banjir khususnya di wilayah pesisir barat yang berhadapan langsung dengan Samudra Hindia karena potensi hujan lebih banyak berasal dari laut," jelas dia.
Ia mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap curah hujan yang terjadi secara sporadis dan dalam waktu yang singkat serta mewaspadai banjir.
Namun yang perlu diantisipasi ke depan Sumbar akan memasuki musim kemarau khususnya pada daerah Timur Sumbar mulai Mei hingga Juni.
Pada sisi lain terkait dengan pengaruh cuaca terhadap pertanian ia menyampaikan ketika petani paham kondisi iklim bisa menyiasati pola tanam sehingga hasil yang diperoleh lebih baik. "Jika sedang musim hujan maka bisa dipilih varietas yang mampu dan tahan terhadap curah hujan yang tinggi," katanya.
Sebaliknya, ketika curah hujan rendah petani juga bisa menyesuaikan dengan menanam tanaman yang cocok.