REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan kapten timnas Indonesia Ponaryo Astaman menyatakan, butuh waktu lebih banyak untuk memberikan penilaian atas penampilan tim nasional Indonesia U-19. Timnas U-19 tumbang 1-4 oleh Jepang U-19 pada laga resmi pertama di bawah asuhan pelatih Bima Sakti.
"Saya sejujurnya nggak nonton, tapi pertandingan itu yang pertama bagi pelatih baru timnas U-19. Lawannya juga Jepang yang kita tahu seperti apa. Saya pikir terlalu cepat untuk menyimpulkan masa depan tim ini seperti apa," kata Ponaryo saat ditemui Antara di Jakarta, Selasa (27/3) malam.
Ponaryo berpendapat bisa saja kita menilai masa depan tim nasional U-19 buruk dengan hasil pertandingan terakhirnya melawan Jepang, namun hal itu menurutnya tidak adil. Idealnya, kata dia, penilaian bisa dilakukan setelah satu tim di bawah satu pelatih mendapatkan kesempatan bermain yang banyak.
"Tidak bisa dibatasi berapa pertandingan, karena sepak bola bukan matematika," ujar pria yang gantung sepatu musim ini.
Menurut Ponaryo, Bima Sakti sebagai pelatih tim nasional U-19 memiliki ciri khas tersendiri yang membutuhkan waktu untuk melihat hasilnya. Ia memberi contoh Indra Sjafri yang butuh waktu tak sebentar untuk membawa timnas U-19 menjuarai Piala AFF 2013.
Yang terpenting, tambah Ponaryo, adalah adanya proses yang dijalani. Walau menurutnya hasil yang diperoleh masih memiliki kemungkinan berbeda.
"Tapi kan yang terpenting jalani prosesnya, jangan langsung nilai tim lewat satu pertandingan tanpa tim tersebut melewati proses yang dibutuhkan. Jika begitu, saya pikir nggak fair," ujar Ponaryo.