REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menargetkan harga beras di seluruh Indonesia sudah dapat memenuhi ketentuan Harga Eceran Tertinggi (HET) mulai April mendatang. Untuk mencapai target itu, ia mengatakan, pemerintah bersama Bulog siap untuk memasok beras ke pasar-pasar tradisional yang masih kekurangan pasokan.
"Mulai 1 April, semua harus sudah tersedia beras medium sesuai HET di wilayah masing-masing," ujarnya, dalam konferensi pers di Auditorium Kementerian Perdagangan, usai rapat koordinasi stabilisasi harga jelang Ramadhan dan Idul Fitri, (Rabu/3).
Mendag menjamin, beras yang akan dipasok oleh Bulog adalah beras yang memenuhi standar kualitas medium. Sehingga, tidak ada alasan bagi pedagang untuk tidak menjual beras tersebut.
Ia juga tak khawatir Bulog akan kekurangan stok. Sebab, meski saat ini kondisi stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dalam kondisi minus, perusahaan pelat merah tersebut masih memiliki beras eks impor serta beras hasil serapan panen terbaru.
"Semua beras yang dimiliki Bulog bisa kita pakai," kata Enggartiasto
Jika diperlukan, Enggartiasto mengaku bisa meminta bantuan Food Station dan Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) untuk memasok beras ke daerah yang masih kekurangan pasokan.
Sementara itu, Perum Bulog saat ini masih menunggu sekitar 149 ribu ton beras impor untuk tiba di Indonesia pada akhir Maret mendatang. Jumlah itu merupakan bagian dari total impor 500 ribu ton yang prosesnya sudah dilakukan Bulog sejak Februari lalu.
Ketua Umum persatuan pengusaha penggilingan padi dan pengusaha beras Indonesia (Perpadi) Sutarto Alimoeso mengatakan, kondisi di penggilingan saat ini sudah mendekati normal seiring dengan masuknya masa puncak panen raya. Harga rata-rata gabah nasional, kata dia, juga sudah cenderung stabil.
"Saat ini rata-rata harga gabah Rp 4.200-4.300 per kilogram."
Dengan harga tersebut, menurut Sutarto, Bulog harusnya sudah bisa memasok beras ke pasar dengan harga di bawah HET.