Sabtu 31 Mar 2018 17:16 WIB

Trump Ingin Pasukan AS Ditarik dari Suriah

Keinginan Trump ini bertentangan dengan pejabat militer AS.

Rep: Marniati/ Red: Nidia Zuraya
Pasukan Amerika di Suriah
Foto: VOA
Pasukan Amerika di Suriah

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump ingin menarik pasukan AS dari Suriah. Pejabat senior AS yang menjadi narasumber mengatakan keputusan Trump ini kemungkinan akan bertentangan dengan para pejabat militer AS.

 

"Kami akan keluar dari Suriah dengan segera.Biarkan orang lain mengurusnya sekarang. Kami akan keluar. Kamiakan kembali ke negara kami, di mana kita berada, di mana kita ingin berada," kata Trump.

 

Komentar Trump datang ketika Perancis ingin meningkatkan kehadiran militernya di Suriah untuk meningkatkan kampanye yang dipimpin AS. Rencananya, Dewan Keamanan Nasional akan mengadakan pertemuan pada awal pekan depan untuk membahas masalah ini. Pertemuan akan membahas kampanye pimpinan AS terhadap ISIS di Suriah.

 

Dua pejabat pemerintah lainnya mengkonfirmasi laporan Wall Street Journal pada Jumat. Laporan itu menyebutkan Trump telah memerintahkan Departemen Luar Negeri untuk membekukan dana lebih dari 200 juta dolar AS untuk Suriah.

 

Menurut surat kabar itu, Trump menyerukan pembekuan setelah membaca laporan berita bahwa AS baru-baru ini melakukan tambahan sebanyak 200 juta dolar AS untuk menstabilkan wilayah yang direbut kembali dari ISIS. Penambahan dana tersebut diumumkan oleh mantan Menteri Luar Negeri Rex Tillerson pada Februari lalu di pertemuan tentang koalisi global melawan ISIS di Kuwait.

 

Keputusan untuk membekukan dana itu sejalan dengan deklarasi Trump selama pidato di Richfield, Ohio, pada Kamis. Dia mengatakan sudah waktunya bagi Amerika untuk keluar dari Suriah.

 

Seorang juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih mengatakan sesuai dengan bimbingan Presiden, Deplu akan terus mengevaluasi bantuan yang diberikan agar memiliki manfaat maksimal.

 

Sementara Pentagon memperkirakan ISIS telah kehilangan sekitar 98 persen dari wilayah yang pernah dimilikinya di Irak dan Suriah. Para pejabat militer AS memperingatkan bahwa militan dapat memperoleh kembali wilayah-wilayah tersebut dengan cepat kecuali jika distabilkan.

 

" Trump telah menegaskan bahwa begitu ISIS dan sisa-sisanya dihancurkan, Amerika Serikat akan mencari negara-negara di kawasan itu yang memainkan peran lebih besar dalam menjamin keamanan dan meninggalkannya pada saat itu," kata seorang pejabat.

 

Namun menurutnya, kebijakan ini masih belum terlalu lengkap. Pejabat lainnya mengatakan penasehat keamanan nasional Trump meminta pasukan AS harus tetap berada di Suriah walau dalam jumlah kecil. Pasukan itu harus ada disana selama beberapa tahun untuk memastikan ISIS tidak kembali lagi. Selain itu, hal ini diperlukan untuk memastikan Suriah tidak menjadi basis tetap Iran.

 

Pembantu keamanan nasional utama membahas Suriah dalam pertemuan Gedung Putih baru-baru ini. Tetapi mereka belum menyelesaikan strategi bagi pasukan AS di Suriah.

 

"Sejauh ini dia belum memberikan perintah untuk keluar," kata pejabat itu. Sekitar 2.000 pasukan AS dikerahkan di Suriah.

 

Keputusan Trump terhadap Suriah mungkin bertentangan dengan mantan duta besar AS untuk PBB John Bolton. Bolton dipilih Trump sepekan yang lalu untuk menggantikan H.R. McMaster sebagai penasihat keamanan nasional Gedung Putih.

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement