Sabtu 31 Mar 2018 21:58 WIB

Pakar: Cacing Anisakis Mati tidak Berbahaya

Cacing anisakis ditemukan mati dalam daging ikan makarel kalengan.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Ratna Puspita
(Ki-ka): Pakar Standarisasi Pengolahan Produk Malanan Berkaleng, Sunarya, Asosiasi Pengalengan Ikan Indonesia (Apiki) Ady Surya, dan Pakar Tekhnologi Hasil Perikanan Prof Purwiyatno Hariyadi, memberikan penjelasan mengenai cacing Anisakis yang ditemukan di dalam tubuh ikan makarel kaleng, di Apartemen Mitra Bahari, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (31/3).
Foto: Farah Noersativa/Republika
(Ki-ka): Pakar Standarisasi Pengolahan Produk Malanan Berkaleng, Sunarya, Asosiasi Pengalengan Ikan Indonesia (Apiki) Ady Surya, dan Pakar Tekhnologi Hasil Perikanan Prof Purwiyatno Hariyadi, memberikan penjelasan mengenai cacing Anisakis yang ditemukan di dalam tubuh ikan makarel kaleng, di Apartemen Mitra Bahari, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (31/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar Teknologi Hasil Perikanan Purwiyatno Hariyadi mengatakan, cacing berjenis Anisakis tidak berbahaya bagi tubuh manusia. Cacing jenis itu ditemukan mati di dalam daging ikan makarel kalengan seperti diumumkan oleh Badan POM RI. 

Karena itu, dia mengatakan, sebenarnya masyarakat tak perlu takut mengkonsumsi ikan makarel kaleng. "Saya tekankan, kalau yang ditemukan sudah mati itu sebenarnya tidak berbahaya. Memang ada risiko yang lebih besar kepada orang-orang yang lebih sensitif alergi. Akan tetapi, itu kemungkinannya kecil sekali," kata dia kepada awak media, Sabtu (31/3).

Baca: 27 Merek Ikan Kalengan Positif Mengandung Parasit Cacing

Ia menekankan, cacing Anisakis yang ada pada temuan yang dilakukan BPOM itu ditemukan mati. Dengan demikian, ia menegaskan berredarnya video mengenai kaleng ikan yang dibuka berisi ikan yang dikerubungi cacing itu adalah suatu hal yang tidak mungkin.

"Itu tidak mungkin. Sangat impossible. Kecuali kaleng ikan dibuka, lalu diberikan cacing banyak," kata Purwiyatno menegaskan.

Sebab, dia menerangkan, dalam proses pengalengan, ikan diolah melalui proses pemanasan hingga mencapai suhu yang sangat tinggi, yakni 69 derajat celcius. Kemudian, dibiarkan selama satu menit. "Dalam proses itu, cacing Anisakis pasti mati," tuturnya.

Baca: Menkes: Cacing di Makarel Isinya Protein

Ia menjelaskan, menurut teorinya, proses berikutnya adalah ikan kaleng dipanaskan sampai dengan dosis pemanasan tertentu. Hal itu ditujukan untuk mencapai titik terdingin dari kaleng tersebut. 

"Minimal dia harus mencapai 121,1 derajat celcius selama tiga menit. Di situ pula, cacing Anisakis dibunuh untuk kedua kalinya," kata dia.

Ia melanjutkan, risiko berbahaya lebih besar jika ikan tidak dilakukan pembekuan dan dipanaskan. "Infeksi banyak terjadi di negara Jepang karena mereka ada kebiasaan makan ikan mentah. Potensi menelan cacingnya lebih besar," ujarnya.

Baca: Bahaya Ikan Makarel Bercacing pada Tubuh

Pakar standardisasi pengolahan produk makanan berkaleng, Sunarya, menambahkan, jika cacing Anisakis hidup ditelan oleh manusia maka gejala gangguan kesehatan yang terjadi adalah perut bagian atas mengalami mual. "Kemudian, demam selama 1 hingga dua jam setelah makan," kata dia.

Kondisi itu, kata dia, akan terjadi aelama lima hari. "Namun tidak menyebabkan kematian," ujarnya.

Kendati demikian, kedua pakar itu menegaskan, produk ikan makarel bercacing harus ditarik karena secara estetika tidak baik. "Beberapa orang kan memang geli melihat cacing di makanan, maka memang lebih baik untuk ditarik," kata Purwiyatno.

Baca: Pakar: Cacing dalam Ikan Itu Sudah Biasa

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement