Ahad 01 Apr 2018 21:53 WIB

Titik Panas di Aceh Meningkat

Hutan dan lahan, terutama gambut kering rawan terbakar.

Sejumlah pengendara menembus kabut asap yang menutupi kawasan jalan Nasional Medan-Banda Aceh di Desa Suak Raya, Johan Pahlawan, Aceh Barat, Aceh, Senin (23/10). Kebakaran lahan gambut di enam Kecamatan di kabupaten setempat menyebabkan sejumlah wilayah diselimuti kabut asap dengan jarak pandang menjadi hanya 30-100 meter.
Foto: ANTARA/Syifa Yulinnas
Sejumlah pengendara menembus kabut asap yang menutupi kawasan jalan Nasional Medan-Banda Aceh di Desa Suak Raya, Johan Pahlawan, Aceh Barat, Aceh, Senin (23/10). Kebakaran lahan gambut di enam Kecamatan di kabupaten setempat menyebabkan sejumlah wilayah diselimuti kabut asap dengan jarak pandang menjadi hanya 30-100 meter.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Blang Bintang, Aceh menyatakan jumlah titik panas meningkat menjadi 13 titik sepanjang pekan ini di wilayah Aceh.

"Jika kita lihat, titik panas mengalami tren meningkat. Ada 13 titik sepekan terakhir di Aceh," ujar Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Blangbintang, Aceh, Zakaria, di Aceh Besar, Ahad (1/4).

Pekan ini, titik panas mulai meluas penyebarannya yakni di Aceh wilayah tengah, Senin (26/3), satu titik di Aceh Tengah, menjadi enam titik di wilayah timur. Keenam titik panas tersebut dalam dua hari berturut-turut yakni Rabu (27/3), dan Kamis (28/3), terdeteksi oleh satelit berada di Aceh Timur dan Aceh Tamiang.

Di Aceh Timur, kata dia, titik panas tersebar secara merata, masing-masing satu titik di lima kecamatan, dan satu titik lagi terpantau di Kecamatan Manyak Payet, Aceh Tamiang. "Ini jelas berbeda, jika dibanding pekan sebelumnya. Total cuma dua titik panas yang muncul di Aceh, sedangkan pekan ini 13 titik panas," katanya.

Dia meminta kepada instansi terkait meningkatkan kewaspadaan menyusul masuk musim kemarau di provinsi paling barat di Indonesia ini. "Saat ini, rawan sekali baik hutan dan lahan terutama gambut kering terbakar. Bila sudah terbakar akan cepat meluas akibat musim kemarau," ujar Zakaria.

Pemerintah Aceh pada 2017 memiliki rencana membentuk tim brigade pengendalian kebakaran hutan dan lahan untuk mencegah terjadi kebakaran terutama di lahan bergambut. Wakil Gubernur Aceh Nova Iriansyah mengatakan, pemerintah akan menetapkan formulasi tentang pencegahan kebakaran hutan dan lahan sebagaimana yang diarahkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

"Jadi yang penting sekali adalah pencegahan. Sulit sekali dipadamkan kalau api itu besar, dan aspek pencegahan lebih efektif," ujar Nova.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement